Harian Sederhana, Bogor – IKeberhasilan meraih prestasi di ajang lomba internasional tidak hanya membuat nama harum sekolah, namun juga daerah siswa tersebut sekolah. Terlebih Dinas Pendidikan yang membawahi sekolah di daerah ikut merasa bangga.
Seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bogor, Fahrudin. Dirinya merasa bangga atas prestasi yang diperoleh Muhammad Adyan Dafi (14) siswa kelas IX SMP Cahaya Rancamaya Kota Bogor, pada ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) ke-16 yang digelar di Doha, Qatar pada 3-12 Desember lalu.
“Kami sangat bangga atas prestasi yang diraih Dafi, walaupun yang dia persembahkan untuk Indonesia medali perak. Itu luar biasa. Mengingat, saingannya cukup banyak. Walaupun demikian, harus tetap bersemangat, apalagi masih muda,” ujar Kadisdik, ketika dihubungi Harian Sederhana, Selasa (17/12)
Dia juga berharap, apa yang telah diraih Dafi menjadi pemicu semangat para siswa yang ada di Kota Bogor khususnya, dalam meraih prestasi hingga di tingkat internasional. “Kecerdasan anak-anak Indonesia sudah bisa disejajarkan dengan anak-anak yang berasal dari negara-negara maju. Mudah-mudahan dengan berbagai kebijakan baru dari pak menteri anak-anak kita semakin meningkat prestasinya. Amin,” tandas Kadisdik.
Sementara itu, Muhammad Adyan Dafi, kepada wartawan mengaku sedikit kecewa dengan hasil yang dia raih. “Soalnya tahun lalu (kontingen Indonesia -red) tidak meraih emas juga,” kata remaja kelahiran Palangkaraya itu. Namun, dia mengaku bangga bisa mempersembahkan medali perak untuk Indonesia.
Dijelaskan, dirinya bisa lolos mewakili Indonesia berkat kompetisi Olimpiade Sains Nasional (OSN). Pada saat OSN 2019 di Yogyakarta dia mendapatkan medali perunggu. Kemudian dilakukan seleksi untuk 30 orang. Lalu diseleksi sampai ditentukan enam orang untuk mewakili Indonesia ke IJSO di Doha.
Ia mengungkapkan materi dalam olimpiade internasional di Doha terdiri dari pilihan ganda, esai, dan eksperimen. Dafi mengungkapkan dalam materi eksperimen itu, terdiri dari tiga orang. Dia kebagian menggarap eksperimen memisahkan air garam dengan air tawar dengan media bahan makanan.
“Tugas itu saya jalankan dengan baik bersama rekan setim, sebelum menjalani pusat pelatihan 1,5 bulan, di Jakarta. Mudah-mudahan saya bisa ikut olimpiade sains internasional untuk jenjang SMA. Kalau bisa, saya akan lebih mendalami biologi,” pungkasnya. (*)









