“Cause I feel like such an insomniac”
Sepenggal lirik lagu dari penyanyi Owl City mengenai insomnia alias sulit tidur. Di lagu itu dijelaskan bahwa raga sudah terlalu lelah namun mata masih tak dapat terpejam dikarenakan sebuah kondisi dinamakan insomnia.
Lalu apa sebenarnya insomnia itu? Apakah hanya sekedar tidak bisa tertidur?
Menurut National Sleep Foundation, insomnia adalah suatu keadaan dimana individu merasa kesulitan untuk tidur (onset) maupun tetap tertidur dengan lelap (maintenance).
Waktu tidur normal orang dewasa yang sesuai dan baik adalah sekitar tujuh hingga delapan jam per malam. Individu yang mengalami kondisi insomnia merasakan ketidakpuasan dalam tidur serta mengalami beberapa gejala diantaranya lelah, lesu, kesulitan untuk berkonsentrasi, perubahan suasana hati secara signifikan hingga penurunan kinerja.
Ada beberapa kategori kondisi insomnia yang dialami oleh individu berdasarkan durasi terjadinya yaitu insomnia akut dan insomnia kronis.
Insomnia akut terjadi, jika individu tidak dapat tertidur atau tetap tertidur lelap dikarenakan ada suatu permasalahan atau kekhawatiran.
Contohnya seperti besok akan diadakan ujian akhir, sehingga saat malam tiba, individu tersebut merasakan kesulitan untuk tidur karena khawatir. Hampir sebagian besar individu pernah mengalami tipe insomnia akut.
Kemudian tipe yang kedua adalah insomnia kronis. Insomia kronis adalah kondisi dimana individu mengalami gangguan tidur berupa tidak bisa tertidur maupun tidak bisa tetap tertidur lelap sekurang-kurangnya tiga hari berturut-turut dalam satu minggu dan sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir.
Penyebab insomnia kronis dapat berupa perubahan lingkungan, kebiasaan tidur yang tidak sehat, jam kerja atau penyakit lainnya yang mempengaruhi aktivitas istirahat terutama tidur.
Sebenarnya apa saja faktor yang menyebabkan individu dapat mengalami kondisi tersebut?
Pada dasarnya dari segi medis, insomnia dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor psikiatris dan faktor medis. Salah satu faktor psikiatris yang dapat menyebabkan insomnia adalah depresi.
Pergolakan psikologis seperti emosi berlebihan dapat menjadi salah satu alasan mengapa individu merasa sulit untuk tertidur. Bahkan, semakin tinggi tingkat insomnia individu, maka semakin parah pula kondisi depresi yang akan dialami.
Kemudian yang kedua adalah faktor medis seperti alergi sinusitis, asma hingga penyakit dalam lainnya. Bahkan, di sisi lain insomnia juga dapat disebabkan oleh gaya hidup (lifestyle) seperti perubahan waktu kerja, mengonsumnsi alkohol atau kafein hingga mengonsumsi makanan yang terlalu berat sesaat sebelum tidur.
Kurangnya jam tidur juga menyebabkan tubuh terlalu sedikit melepaskan hormon pertumbuhan manusia. Saat masih dalam usia muda, hormon ini membantu individu dalam pertumbuhan.
Sedangkan jika sudah dalam usia dewasa, hormon ini membantu untuk meningkatkan massa otot, menebalkan kulit dan memperkuat tulang.
Kemudian kurang tidur juga dapat mengakibatkan peningkatan nafsu makan terutama makanan dengan kandungan karbohidrat dan lemak yang lebih dominan.
Jika hal ini terus dibiarkan, maka kenaikan berat badan yang tidak terkontrol akan terjadi. Risiko yang paling fatal adalah insomnia berkepanjangan dapat menyebabkan kematian.
Sebuah studi mengatakan bahwa individu yang mengidap insomnia cenderung lebih meningkatkan risiko kematian sebesar 12 persen dibandingkan dengan individu yang tidur dengan jam normal yaitu sekitar tujuh hingga delapan jam per malam.
Kemudian apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau mencegah kondisi tersebut?
Ada beberapa cara mudah yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia tanpa mengonsumsi obat tidur.
Pertama dengan membuat suasana tidur nyaman, tenang bahkan mendengarkan musik dengan alunan yang tenang (tempo lambat).
Kedua yaitu mengatur posisi tidur lebih nyaman dengan cara memastikan bahwa kasur, bantal, selimut maupun guling yang digunakan empuk dan lembut serta dapat menopang tubuh.
Ketiga, yaitu membatasi konsumsi alkohol dan kafein. Karena kafein dapat menimbulkan kecemasan dan mengurangi kualitas tidur serta alkohol dapat merusak pola tidur.
Kemudian yang terakhir dapat dilakukan dengan meminum susu hangat yang telah dicampur madu sebelum tidur. Hal ini dapat membantu individu dapat tertidur dengan cepat dan lelap. (*)
Penulis : Nurul Furqaania, SKM (Mahasiswi)









