Himpunan Mahasiswa Islam dengan demikian adalah jamaah yang menjalankan prinsip-prinsip universalitas ajaran Islam secara wasathiyah, dengan mengikuti sunnah para Nabi dan Rasul-Nya, berpedoman kepada Al-Quran.
Dengan Al-Quran inilah gerakan perubahan seharusnya dijalankan oleh HMI. Itulah makna dari “turut Al-Quran dan Hadits” dalam bait lagu Hymne HMI.
Ilmu Pengetahuan dan Aktivis HMI
Allah SWT yang Maha Rahmaan, memulai penciptaan dengan Qalam-Nya. Dengan Rahim-Nya, Allah mengajarkan Al-Quran kepada manusia. Melalui Al-Quran, Allah memberitahu tentang siapa Diri-Nya. Memberi tahu bagaimana DIA melakukan penciptaan; memberitahu segala rahasia Alam Semesta dan segala apa yang ada diantara langit dan bumi, termasuk manusia.
Lalu bagaimana para aktifis HMI itu bisa melakukan gerakan perubahan, jika tidak mencintai Al-Quran, Kitab ilmu pengetahuan paling paripurna.
Al-Quran juga disebut siraath Al mustaqiim, jalan lurus yang lapang, yang dengannya manusia tidak akan tersesat jika mengikutinya.
Al-Quran merupakan kumpulan aksioma-aksioma ilmu pengetahuan, basic dari seluruh science.
Sebab itu, jangan mengaku Mahasiswa jika tidak cinta kepada ilmu pengetahuan. Dan jangan menuruti ilmu yang tidak sesuai dengan Al-Quran. Karena pasti keliru itu.
Iqro, bacalah apa saja. Kumpulkan lah bacaan itu, dan pelajarilah segala segala ciptakaan Allah. Dalam membaca suatu karya rujuklah kepada al-Quran. Itulah makna Al-Quran sebagai pembeda (furqon). Bacalah dengan nama Allah, karena dalam setiap ciptaan Allah ada Rahmaan-Nya. Rahmaan dari Allah itulah sifat segala sesuatu makhluk.
Bacalah, dan sesungguhnya dari Allah-lah segala sesuatunya berasal, dan kepada-Nya segala sesuatunya menuju. Allah adalah awal dan akhir dari segala pergerakan semesta raya.
Tunduklah kepada Allah, sucikanlah Nama-Nya, dalam niat dan keseluruhan tindakan dan prilaku. Tiada daya dan upaya manusia, yang dapat tercapai melainkan dengan se-Izin-Nya. Kekuasaan-Nya meliputi seluruh semesta raya. (Almalikul kuddusu, Al azizul hakiim).
Bacalah, dan temukanlah bahwa kehidupan didunia ini tidaklah kekal, bahwa setiap jiwa akan memasuki pintu kematiannya menuju hari yang telah dijanjikan. Hari dimana setiap jiwa akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya semasa di dunia.
Hanya dengan ilmu lah, penjelasan akan seluruh rahasia semesta raya, dan rahasia akan hari kebangkitan dapat terpahami.
Ilmu pengetahuan itulah cahaya, penerang bagi manusia dalam perjalanannya. Dengan science, derajat manusia atas manusia lain mengalami perbedaan-perbedaan.
Para kader HMI mesti memahami hal ini. Tuntutlah ilmu itu dimana pun, itulah mutiara dan Marjan yang dihasilkan melalui pertemuan dua lautan. Lautan ilmu-ilmu lahir dan samudera ilmu bathin atau spritual. Ilmu lahir diperoleh melalu aktifitas observasi, maka lakukanlah kegiatan-kegiatan penelitian. Dan ilmu bathin yang diperoleh melalui pengajaran langsung dari Allah.
Sebab itu, sadarlah senantiasa akan kehadiran Allah bersamamu. Sebab itulah yang disebut taqwa. Kesadaran akan kehadiran Allah yang senantiasa menemanimu itulah kekuatan yang sesungguhnya. Kesadaran seperti itu melahirkan prilaku kehambaan.
Seorang hamba tunduk, taat dan patuh kepada Tuannya. Kepada siapapun seseorang tunduk, taat dan patuh itulah tuannya. Dan ketundukan, ketaatan, kepatuhan kepada selain Allah, itulah kesesatan yang nyata. Itu adalah hasil dari ilmu yang tidak bermanfaat.
Sadarlah senantiasa akan Allah, demikian itulah sejatinya ajaran Islam yang benar. Perbanyaklah bersyukur dan ikhlas, jangan hanya dinyanyikan dalam acara acara seremonial di HMI. Dan yakinlah setiap usaha yang dilakukan akan membawa kepada tujuan, Allah SWT.
Akhirnya, Selamat Milad HMI yang ke-73.
Billahitaufiq Walhidayah
Oleh: Hasanuddin (Ketua Umum PB HMI Periode 2003 – 2005)









