Harian Sederhana, Bogor – Hebohnya masyarakat yang mengeluhkan kemacetan di Jalan Raya Tajur akibat keberadaann Mall Boxies, Wali Kota Bogor Bima Arya buka suara.
Menurutnya, jika setelah dilakukan observasi lalin oleh Dishub masih macet maka Amdal Lalin mall tersebut untuk dikaji ulang.
Seperti diketahui, belakangan ini kemacetan Jalan Raya tajur banyak dikeluhkan masyarakat dan ramai di media sosial.
Menyikapi hal itu, Bima Arya menugaskan jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor untuk melakukan observasi selama satu minggu kedepan. Tujuannya untuk mengecek dan mempelajari bangkitan kemacetan tersebut.
“Saya instruksikan kepada Dishub untuk melakukan observasi lalu lintas serta penataan kawasan Tajur. Apakah diperlukan perluasan jalan. Apakah perlu lampu stopan, atau perlu pengaturan tata ruang,” ujar Bima kemarin.
Observasi tersebut, lanjut Bima untuk mengecek beberapa titik kemacetan yang harus diantispasi di sepanjang jalan Tajur. “Boxies, Kuntum dan kedepan ada Transmart itu harus kita antispasi semuanya,” kata dia.
Bima menambahkan, secara tata ruang pembangunan mal tersebut memang diperbolehkan, tapi kalau menimbulkan kemacetan, amdal lalinnya harus betul-betul dikaji kembali. “Amdal lalinnya kan dari Kementrian dan memang seperti itu aturannya,” ungkap Bima.
Bima juga meminta observasi di lapangan dilakukan dengan full tim dari Dishub. Setelah itu dirinya akan meminta rekomendasinya serta mempelajari peta situasi di lapangan seperti apa.
“Nanti saya akan minta rekomendasinya dari Dishub, mempelajari peta situasinya seperti apa, akses jalan yang diperlukan seperti apa, apakah perlu perubahan jalan atau perlu akses alternatif,” bebernya.
Terpisah, Kepala Dishub Kota Bogor Eko Prabowo berjanji akan melaksanakan instruksi Walikota tersebut. Pihaknya siap melaksanakan instruksi Walikota yang menyuruh petugas stanby selama 24 jam dalam jangka waktu seminggu.
“Nanti petugas akan melakukan observasi kemacetan hingga bisa dilaporkan di jam berapa saja terjadi puncak kemacetan. Kemudian apa solusi dari kita untuk mengurai kemacetan tersebut,” imbuh Eko.
Diketahui sebelumnya, mahasiswa dari Forum Kajian Mahasiswa melakukan aksi demo di depan mall Boxies Jalan Raya Tajur, Selasa (14/1).
Sambil membawa spanduk dan kertas karton, para mahasiswa berorasi mempertanyakan soal Amdal Lalin dan perizinan mall Boxies. Permasalahan lainnya yang disoroti mahasiswa terkait ambruknya tembok tang menimpa rumah rumah warga.
“Jalan Tajur ini menjadi macet karena adanya mall Boxies. Keberadaan mall ini apakah sudah sesuai dengan Perda RTRW, dan bagaimana soal Amdal Lalinnya,” ungkap kordinator aksi, Irwan.
Ia menegaskan, permasalahan pelik yang terjadi di Kota Bogor hari ini adalah mengenai konversi lahan untuk pembangunan tempat-tempat komersil.
“Tentunya hal ini akan banyak menimbulkan dampak tidak hanya dampak lingkungan akan tetapi sosial budaya masyarakat juga akan terkena imbasnya,” tandasnya. (*)









