Kondisi kian parah memasuki 2018, air kali Bekasi sudah berstatus tidak lagi memenuhi baku mutu. Masriwati mengatakan, 60 persen pencemaran diduga berasal dari limbah domestik yang berada disepanjang aliran sungai.
Imbas dari pencemaran Kali Bekasi tentunya dirasakan langsung masyarakat Kota Bekasi. Sebab, sampai saat ini, PDAM Tirta Patriot masih mengandalkan aliran air Kali Bekasi sebagai bahan baku utama produksi air untuk pelanggannya di wilayah setempat.
Humas PDAM Tirta Patriot Uci mengatakan, 70 persen bahan baku produksi air berasal dari Kali Bekasi, 30 persen diantanya berasal dari aliran air Kalimalang. Kedua bahan baku itu dicampur dan diolah untuk melayani 31 ribu pelanggan warga Kota Bekasi.
“Karena ada pecemaran kita mengurangi produksi air yang diambil dari Kali Bekasi dari yang biasanya lima kubik per detik kini hanya tiga kubik perdetik,” kata Uci.
Menurut dia, komposisi Air Kali Bekasi sebanyak lima kubik per detik yang dicampur dua kubik per detik dari aliran air Kalimalang biasanya dampat menghasilkan 500 liter per detik.
Jika dalam kondisi tercemar limbah seperti saat ini, pihaknya terpaksa mengurangi produksi air mejadi 420 liter kubik per detik. Sebab, jika tetap memanfaatkan air Kali Bekasi sebanyak lima kubik per detik air baku dari Kalimalang yang dua kubik per detik tidak bisa mengimbangi.
“Tapi kami memastikan pasokan air untuk pelanggan tetap tersedia karena hanya kurang sedikit saja dari produksi kami,” jelas dia.
Dia berharap kondisi pencemaran air Kali Bekasi dapat segera diatasi, sebab pihaknya tidak bisa mengambil air baku lebih banyak dari Kalimalang karena akan berdampak pada pasokan air di wilayah DKI Jakarta.
“Kalau kita ambil air lebih banyak dari Kalimalang dampaknya Istana Negara bisa kekurangan air,” tandasnya.
(*)









