Harian Sederhana, Bekasi – Musibah kebakaran yang melanda Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yadika, Senin (18/11), kemarin dinilai karena tidak adanya sistem proteksi gedung. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Bekasi, Aceng Sholahuddin, Selasa (19/11).
Padahal menurut Aceng, salah satu hak utama untuk menjadi kota metropolitan adalah adanya penataan infrastruktur Damkar.
“Ini sistem proteksi gedung tidak ada. Padahal itu menjadi syarat kota metropolitan,” papar Aceng saat ditemui di ruang kerjanya.
Sementara untuk pemadaman api yang berkobar dengan menimbulkan luka belasan orang, Aceng mengaku sangat tertolong oleh pihak Damkar DKI Jakarta.
Itu kata dia, terkait dengan banyaknya selang pada mobil Damkar milik Kota Bekasi bocor-bocor.
“Kita (Damkar) sudah mengajukan anggaran, namun hingga saat ini masih dipelajari pihak terkait,” ungkap Aceng.
Dikatakan Aceng, idealnya setiap satu unit mobil Damkarbsebanyak 5 buah dengan ukuran 2,5 inchi.
“Analoginya seperti ibarat senjata api yang tanpa amunisi. Mobil ada akan tetapi selang tidak dimiliki,” cetus Aceng.
Kendati demikian sambung Aceng, tidak menyurutkan kinerja pihaknya dalam melaksanakan Tupoksi.
Bahkan sambung dia, Sangkar Kota Bekasi berhasil meraih prestasi membanggakan meski dalam kondisi yang minim.
“Selama saya pimpin pengadaan sektor Damkar sebayak 6 (enam) unit sektor dari 12 kecamatan se- Kota Bekasi sudah berdiri dan beroperasi yakni, sektor Wisma Asri, Rawalumbu, Mutiara Gading Timur (MGT), Harapan Indah, Jatisampurna dan sektor Vida,” terang Aceng seraya mengatakan memang idealnya satu sektor Damkar bertanggungjawab untuk wilayah satu kecamatan.
Upaya yang dilakukannya selama menjabat Kadis Damkar sendiri tambahnya, beberapa terobosan terus dilakukan diantaranya CSR.
“Joint Coorporate Sosial Responsibility (CSR) dijalin Aceng Solahuddin atas nama Disdamkar Kota Bekasi. Artinya jangan sampai anggota datang ke lokasi bawa selang bocor-bocor, bikin malu saja,” ucap Aceng.
Lebih jauh Aceng mengatakan, selama tahun 2019 ini musibah kebakaran tercatat sebanyak 317 kejadian.
“Info hingga Oktober 2019 sebanyak 262 kasus kebakaran. Artinya dari bulan Oktober ke bulan November sebanyak 55 kasus kebakaran,” ungkap Aceng.
Dominasi penyebab musibah kebakaran adalah konsletting listrik. Dampak dari hal tersebut menjadi pemicu terjadi musibah kebakaran seperti yang terjadi SMK Yadika Pondok Gede.(*)









