Harian Sederhana – Kemarau berdampak langsung bagi petani pembudidaya ikan. Bahkan, di antara petani tak sedikit yang menghentikan sementara kegiatan pembudidayaan ikan, lantaran kesulitan mencari sumber air.
Pasalnya, air kali yang menjadi sumber pengairan telah kering sekitar sebulan terakhir ini, sebut saja Kali Engram melintasi RW 05 dan 06, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan kering kerontang. Badan kali kini berubah seperti tanah kering.
“Sudah sekitar sebulan air Kali Engram kering karena musim kemarau, sehingga petani sulit mendapatkan air. Kalopun air tersedia bisa diambil dari Kali Pesanggrahan yang jangkauannya sangat jauh, dan membutuhkan mesin diesel,” kata H. Aman Suherman, selaku Ketua Kelompok Mitra Cai, Kelurahan Sawangan Baru, Minggu (26/08).
Meski fenomena alam ini rutin terjadi, namun bagi petani ikan tidak bisa mencari alternatif lain untuk mencari sumber air baku, karena sumber air yang ada di sekitar wilayah tersebut, Kali Engram dan Kali Pesanggrahan.
“Kali Engram ini sumbernya airnya dari Kali Pesanggrahan. Airnya dibendung dari pintu air yang ada di kawasan Perumahan Rivaria berdekatan dengan SMAN 5 Depok,” tuturnya.
Jika air dari Kali Pesanggragan tidak bisa masuk ke Kali Engram, tentunya badan kali tersebut kering. Langkah selanjutnya bagi petani mencari sumber air di Kali Pesanggarahan, tetapi membutuhkan biaya tidak sedikit untuk menyedot air karena menggunakan mesin diesel.
Bagi petani yang memiliki modal cukup, hal ini tidak masalah. Tapi jika petani modalnya pas-pasan akan menutup sementara usahanya karena jika dipaksanakan hasilnya juga tidak maksimal.
“Ada beberapa petani yang menghentikan sementara usahanya, karena sumber air tidak bisa dijangkau,” tandasnya.
Dirinya berharap pemerintah memberikan bantuan diesel, termasuk penampungan air, sehingga jika kemarau panjang tiba, petani bisa mencari sumber air di Kali Pesanggrahan meskipun jangkauannya jauh dari empang para petani.
“Dengan bantuan mesin disel dan tampungan air akan membantu petani,” imbuhnya.
Sementara, Aksa Santari petani setempat mengakui musim kemaru ini merupakan masa paceklik bagi pembudidaya ikan. Air empang yang terbatas membuat ikan sulit berkembang.
“Akibatnya, budidaya ikan sementara dihentikan, kecuali ikan induk yang masih dipertahankan. (Dib/HS/SG)
