Harian Sederhana, Bogor – Sebagai bentuk kebersamaan warga Parung Jambu, Kelurahan Empang yang akan digusur PT.KAI karena terkena dampak proyek double treck Bogor – Sukabumi gelar kegiatan ngaliwet bareng, Minggu (29/9) sore.
Uniknya, liwet tersebut digelar dijalur Rel Kereta Api sepanjang 350 meter. Dalam kegiatan tersebut semua warga nampak kompak baik yang nantinya kena penggusuran proyek rel ganda ataupun yang tidak.
Dalam kegiatan tersebut, warga sengaja mengundang Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Dadang I Danubrata. Selain itu juga dihadiri Camat Bogor Selatan Atep Budiman, Babhinkamtibmas dan para RT serta RW.
“Saya menghadiri undangan dari warga, saya mengapresiasi karena kegiatan ini sangat luar biasa, dilaksanakan secara gotong royong, masing-masing warga membawa masakannya masing-masing,” kata Dadang.
Ketua DPC PDIP Kota Bogor itu menjelaskan, ngaliwet bareng tersebut merupakan terpanjang karena sampai 350 meter. Dan hal tersebut sebagai bentuk kebersamaan warga yang tak lama lagi akan digusur karena proyek Rel Ganda PT KAI.
Dadang menilai, kegiatan semacam itu memang sangat penting untuk meningkatkan mental mereka yang masih cemas karena belum mendapat kepastian, tentang berapa uang kerohiman yang akan diterima dan kemana mereka akan pindah.
“Ya, menghadapi ketidak pastian tersebut akan membuat warga sedikit stres. Maka saya dan pak camat minta agar warga tetap bersabar dan berdoa, mudah-mudahan cobaan ini cepat berlalu dan warga mendapat penggantian yang adil,” jelasnya.
Dia menegaskan, penyelesaian persoalan tersebut akan menjadi prioritas. Bahkan pihaknya dan pemerintah sudah sepakat akan terus mengawal pergantian ini.
“Kemarin saya juga mengajak wali kota dan sepakat bahwa kita akan bersama- mengawal, agar warga mendapat uang kerohiman yang adil, kami juga akan terus berusaha agar penertiban diundur sampai warga mendapat kontrakan sementara,” tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga akan berusaha untuk membangun rumah buat warga yang bisa di cicil atau membangun rusunami. “Saat ini pemerintah sedang mendata aset-aset pemkot yang bisa dibangun untuk relokasi mereka yang tergusur,” pungkasnya.
Sementara Ketua RW 10 Suhendar mengatakan, kegiatan ngaliwet tersebut merupakan bentuk kebersamaan antar warga baik yang nanti kena penggusuran maupun yang tidak.
Selain itu kata sang RW, juga sebagai bentuk apresiasi dari warga karena pernah dijanjikan oleh wali kota akan direlokasi. “Ini hanya mengingatkan saja, supaya pemerintah tidak lupa,” kata Suhendar
Dia mengaku, untuk rencana pindah warga belum mengetahui, tapi warga sudah menyanpaikan ke wali kota agar diberi waktu untuk pindah sekitar 3 bulan. “Ya sebagai persiapan, karena tidak mungkin begitu nerima uang langsung pindah. Sebab untuk mencari kontrakan dan proses pindahan itu perlu waktu,” jelasnya.
Dijelaskan Suhendar, di RW 10 ada 5 RT yang akan kena dampak proyek program nasional tersebut, namun di RT 5 tidak semua kena gusur. “Di RT sini ada sekitar 160 bangunan dengan jumlah KK 240 atau sekitar 360 jiwa lebih,” pungkasnya.









