Harian Sederhana, Bogor – Tak mau dibuat tidak pasti oleh pemerintah, warga korban proyek rel ganda Bogor-Yogyakarta mulai bergerak mencari lokasi lahan untuk relokasi secara mandiri. Hal itu mereka lakukan setelah mengetahui bahwa dana kerohiman akan diterima pada Desember mendatang.
Ratusan warga di RW 07 Kampung Batutulis tepatnya di dekat stasiun Batutulis, menggelar doa bersama sekaligus ngeliwet bareng warga.
Sekitar 160 bangunan di wilayah itu terkena dampak proyek rel ganda.
Mereka juga sepakat segera meninggalkan perkampungan yang sudah ditempati puluhan tahun itu apabila sudah mendapatkan dana kerohiman. Namun, warga tetap berjuang mencari lokasi lahan untuk relokasi mandiri.
Ketua RT 03, RW 07 Kelurahan Batutulis, Ihsan menuturkan, warga sedang mencari lahan relokasi karena sebanyak 2 RT sudah sepakat akan pindah berbarengan. “Kami warga sepakat pindah secara mandiri dan sekarang sedang mencari lahan untuk relokasi,” kata Ihsan, Minggu (20/10)
Namun kata dia, warga tetap mengharapkan bantuan pemerintah baik lahan relokasi maupun dana, agar warga bisa memiliki rumah lagi. “Kalau sudah waktunya harus eksekusi, maka kami semua harus pindah. Sekarang kami belum mendapatkan tempat untuk pindah mandiri, sehingga diharapkan pemerintah membantu kami,” harapnya.
Ditempat terpisah, Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto mengaku siap mengawal seluruh proses untuk warga. Saat ini, DPRD Kota Bogor masih menunggu komunikasi lanjutan antara Pemkot Bogor dengan Direktorar Perkeretaapian.
Soal dana kerohiman kata politisi PKS itu, warga harus mendapatkan yang layak dan sesuai. Tentunya nilai kompensasi harus dilihat sesuai kebutuhan warga.
“Kami mengawal terus proses dan tahapannya. Kita juga ingin tahu soal dana kompensasi bagi warga, agar ada kepastian bagi warga,” jelas dia
Terkait rencana rencana warga ingin pindah secara mandiri, politisi PKS itu menegaskan, soal relokasi mandiri itu harus ada kesiapan dana dan tempat tujuan untuk tempat tujuan warga. Soal kesiapan dana harus di suport oleh Pemerintah Kota Bogor maupun pusat dengan program strategis nasional double track itu.
“Pemkot harus berani membantu sekitar 8 ribu warga terdampak dan sekitar 1600 rumah yang bakal kena penggusuran. Saya rasa Pemkot Bogor bisa menggunakan dana BTT sebagai solusi bagi warga. Kita siap sama sama meminta kejelasan soal skema dan besaran dana kerohiman bagi warga,” jelasnya.
Pemkot Bogor juga jangan diam saja, tetapi bergerak membantu warga. Baik menyiapkan anggaran atau mencari lokasi lahan untuk relokasi warga.
“Kita inginkan dana kerohiman mencukupi untuk sewa selama satu tahun, membantu untuk biaya pembongkaran rumah dan pindah serta biaya lain soal aspek kepindahan sekolah dan lainnya. Administrasi kependudukan akan berubah otomatis sehingga harus diantisipasi oleh Pemkot Bogor,” pungkas dia. (*)









