Harian Sederhana, Bekasi – Masyarakat Kota Bekasi menilai layanan publik dan layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) belum optimal. Hal itu dipacu adanya dugaan penolakan pasien atas nama Ayi Panca Krama (29), warga Desa Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
RSUD Kota Bekasi disinyalir melanggar UU RS pasal 31 tentang hak pasien, dimana dalam UU tersebut dikatakan pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan secara manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
Kronologi adanya dugaan penolakan terhadap pasien bernama Ayi tersebut bermula ketika Ayi dibawa ke RSUD Kota Bekasi. Ayi Panca Krama dibawa ke RSUD atas rujukan dari Klinik atau Mantri di desa, dengan diagnosa penyakit Tipes (Tifoid).
Ayi Panca Krama mengalami demam tinggi dengan tubuh yang lemas. Hal itu dikatakan anggota Karang Taruna, Reza yang juga mengantarkan Ayi ke RSUD Kota Bekasi untuk tindakan medis lebih lanjut.
Reza mengatakan Ayi dibawa ke RSUD karena demam tinggi dan daya tahan tubuh yang semakin lemah. Reza mengaku langsung membawa Ayi ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Penolakan pasien atas nama Ayi Panca Krama (29), warga Desa Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Setibanya di IGD, Reza menjelaskan pihak RSUD hanya memeriksa suhu tubuh Ayi tanpa mengambil tindakan apa-apa. “Suhu tubuhnya saat di IGD 39 drajat celcius,” kata Reza.
Reza menjelaskan, yang membuat dia semakin jengkel adalah ketika pihak RSUD Kota Bekasi tanpa melakukan tindakan apa-apa, malah menyarankan pasien agar dirujuk lepas ke RSUD Kabupaten Bekasi.
“Layanan disini bobrok, parah. Kami malah disuruh ke RSUD Kabupaten Bekasi untuk Rapid Test, alasannya menyesuaikan domisili. Sudah gitu, dibilang Orang Dalam Pengawasan (ODP) pula,” geram Reza.
Reza menceritakan satu hal yang membuatnya semakin merasa sedih. Ayi Panca Krama meminta agar dibawa kembali ke kontrakannya di bilangan Kali Abang Tengah, Bekasi Utara Kota Bekasi.
“Kami tidak punya uang sama sekali untuk naik taksi online menuju RSUD Kabupaten Bekasi, mana sudah jam sebelas malam. Duuh, sedihnya,” kata Reza lirih.









