Harian Sederhana, Depok – Perlombaan Depok Creativity #Covid 19 untuk siswa siswi di Kota Depok menuai pro dan kontra dari kalangan anggota DPRD Kota Depok.
Anggota DPRD Kota Depok Hamzah kepada wartawan mengatakan, mereka yang buat konsep lomba tidak pernah turun ke masyarakat, jadi tidak pernah tahu apa yang dibutuhkan masyarakat sekarang ini.
Saya sudah enam 6 hari turun melakukan pencegahan penyebaran Covid 19, dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan,” katanya, kemarin.
Sekjen DPC Partai Gerindra Kota Depok ini menilai, sejak awal Depok ditetapkan menjadi Kota Darurat Bencana Covid 19, dirinya rapat dengan ketua Gugus depan penanggulangan, pencegahan Covid 19 Kota Depok.
Pihaknya pun sudah banyak memberikan masukan, terkait persetujuan anggaran, penanggulangan, pencegahan, bahkan semua ide, saran, masukan sudah diberikan.
“Tapi sekarang apa yg terjadi, malah muncul lomba, spanduk wali kota dimana-mana. Warga Depok tidak butuh itu, rakyat butuh kerja nyata untuk pencegahan,
Sementara kenapa anggaran pencegahan sangat minim dibandingkan dengan anggaran penanggulangan, padahal yang perlu dan penting adalah pencegahannya biar tidak menyebar itu virus.
Sementara itu, untuk konsep kampung siaga, hal itu sangat bagus. Tapi dilapangannya RW-RW tidak tahu harus berbuat apa, karena hanya disuruh membuat struktur kampung/RW siaga saja.
Sementara konsep pencegahan tidak jelas dan atau memang tidak punya konsep-konsep pencegahan virus corona.
“Saya setiap hari turun ke masyarakat, ngobrol dengan masyarakat keluh kesah mereka saat ini. Pemerintah tidak ada tindakan, kasihan masyarakat Depok,” ujarnya.
Hamzah mengungkapkan saat rapat dengan Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19, pihaknya sudah menyarankan semua stekholder dilibatkan, penanganan dan pencegahan Covid-19 tidak bisa parsial, harus melibatkan semua pihak, dan pihaknya sudah memberikan masukan banyak.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Kota Depok Farida Rachmayanti, memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Lomba Depok Creativity #Covid 19 Education.
Farida mengatakan, hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang tertuang dalam SE No. 4 Thn 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid 19).
Secara psikologis dalam kondisi yang tidak lazim anak butuh situasi situasi yang lebih berwarna. Upaya menekan kejenuhan, karena sistem pembelajaran ini akan diperpanjang waktunya.
“Ini juga membantu orang tua dengan adanya tema yang spesial. Apalagi dikemas dalam bentuk lomba, akan menyenangkan tentunya,” katanya.
Politisi dari Fraksi PKS Depok ini melanjutkan, dan ini selaras dengan isi surat edaran menteri yakni bahwa belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh kurikulum.
“Bahwa belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19. Bahwa aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing,”katanya.
Bahwa bukti atau produk aktivitas Belajar dari rumah diberi umpan baik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif. (*)









