Harian Sederhana – Kepolisian Resort Kota Depok menilai kebijakan sistem ganjil genap belum tepat diterapkan di kawasan Margonda, Depok. Salah satu alasannya adalah tingkat kemacetan di kawasan tersebut belum pada tahap yang mengkhawatirkan.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Depok, Komisaris Polisi Sutomo kepada wartawan mengatakan Margonda sementara ini belum tepat dilakukan ganjil genap.
“Kalau dibilang Sabtu, Minggu padat, ya saya mengimbau masyarakat untuk sabar, ini kan menandakan warga Depok makmur. Yang jelas, Depok ini macetnya belum mengkhawatirkan,” katanya, Sabtu (11/08).
Menurut Sutomo, sebelum menerapkan kebijakan ganjil genap, sebaiknya Pemkot Depok melakukan pelebaran jalur di beberapa wilayah menuju Margonda. Di antaranya, kawasan Jalan Raya Sawangan, akses UI-Kelapa Dua dan di area dekat Stasiun Citayam.
“Harusnya Jalan Raya Sawangan diperluas dan di dekat Stasiun Citayam juga, karena dari arah Citayam di sana terjadi penyempitan lajur sehingga rawan tersendat,” ujarnya.
Meski demikian, Sutomo mengaku pihaknya siap mendukung kebijakan penerapan Ganjil Genap di Jalan Margonda.
“Kami juga selalu siaga, salah satunya dengan membentuk tim ucet atau tim urai kemacetan yang terdiri dari sejumlah polisi wanita. Alhamdulillah, kemacetan di Kota Depok sampai saat ini masih bisa tertangani,” ujarnya.
Sementara, Pakar Manajemen Inovasi Universitas Indonesia Ali Berawi mengatakan wacana tersebut bisa saja diterapkan sepanjang disiapkan juga sarana penunjangnya.
Misalnya, katanya lagi, disediakan shuttle bus untuk menuju Margonda. Sehingga, orang bergerak tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi, tetapi menggunakan moda transportasi umum.
“Penyediaan sarana penunjangnya harus dipersiapkan juga,” katanya.
Jika sistem ini baru sebatas uji coba, lanjutnya, hal ini bisa saja dimungkinkan untuk melakukan kajian dan evaluasi mendalam dari berbagai aspek.
“Nanti diharapkan dapat terlihat berapa besar pengurangan kemacetannya, bagaimana pola perubahan transportasi masyarakat, dan hal-hal yang perlu dipersiapkan secara matang termasuk alternatif rute dan rekayasa lalu lintas dengan berlakunya sistem ganjil-genap,” katanya.
Diutarakannya, kemacetan di Margonda dipicu banyaknya warga yang menuju pusat perbelanjaan dan kuliner di sana. Hal ini juga harus ditangkap sebagai peluang oleh Pemerintah Kota Depok untuk mengembangkan pembangunan di titik lain selain Margonda.
“Margonda saat ini menjadi destinasi. Ada baiknya pemerintah sudah mulai membuka transportasi publik dari simpul-simpul perumahan menuju Margonda. Dan juga perlu dilakukan pemerataan pembangunan dan aktivitas ekonomi di tempat lain sehingga pergerakan warga pada akhir pekan tidak hanya terpusat di Margonda yang menyebabkan penumpukan kendaraan,” pungkasnya. (Aji/HS/SG)









