Menu

Mode Gelap
Sabtu, 6 Desember 2025 | 02:47 WIB

Bogor

Masyarakat Mulai Menyerah, Virus Corona Membunuh Usaha Rakyat

badge-check


					Menurunnya kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama soal daya beli. Perbesar

Menurunnya kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama soal daya beli.

Harian Sederhana, Bogor – Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) rupanya tidak hanya berdampak pada ancaman kesehatan, tapi juga berdampak pada menurunnya kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama soal daya beli.

Salah satu contoh, pada Ramadhan kali ini terjadi penurunan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pangan, terutama menu hidangan berbuka puasa.

Seperti diketahui, Ramadhan identik dengan buah sebagai pilihan menu berbuka. Setiap tahunnya timun suri menjadi primadona pasar saat Ramadhan.

Kondisi tersebut dikatakan salah satu penjual timun suri di Jalan Raya Kemang, Kabupaten Bogor, Ari (21). Ari menuturkan Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap daya jual terhadap timun suri.

“Bulan puasa (Ramadhan-red) tahun ini, penjualan sangat menurun. Rata – rata perhari paling laku 10 sampai 20 buah timun suri,” ujar Ari, Selasa (28/4/2020).

Ramadhan sebelumnya Ari menuturkan, penjualan timun suri setiap harinya bisa mencapai ratusan buah dengan omzet penjualan mencapai belasan juta rupiah.

Pemuda jebolan SMA ini mengaku, sejak masih sekolah memang terbiasa membantu usaha musiman orang tuanya, yaitu berjualan timun suri setiap bulan Ramadhan.

Dengan sedih dia mengungkapkan, sejak muncul wabah Corona, orang tuanya juga sudah tidak bekerja.

“Saya memang belum dapat kerjaan. Bahkan sekarang beberapa saudara dan temen saya juga menganggur,” tuturnya.

Dengan kondisi seperti ini, Ari berharap pemerintah dapat turun membwrikan bantuan, terutama bagi masyarakat yang benar-benar terdampak secara ekonomi.

“Hari ini, dapat uang buat makan sehari-hari saja sudah bersyukur. Semoga saja ada bantuan pemerintah,” harapnya.

Ungkapan serupa disampaikan Yadi (34), pedagang pecak lele di wilayah Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang.

Yadi mengaku, sejak sebulan terakhir dirinya terpaksa memulangkan 3 orang anak buahnya ke kampung halaman di Jawa Tengah. Hal itu dilakukan karena usahanya mulai sepi pembeli.

“Hampir 70 persen penurunan omzet pendapatan saya. Padahal di sini saya dan istri harus kontrak rumah dan kontrak tempat usaha,” pungkasnya. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Jaringan Dealer ke 53 Chery Ada Kota Bogor, Ini Lokasinya

19 Agustus 2025 - 16:38 WIB

Program Skrining Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Kota Depok Dimulai Februari 2025

13 Januari 2025 - 10:58 WIB

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan.

Angka Kehamilan di Bogor Tinggi Saat Pandemi Covid-19

4 Juni 2020 - 02:56 WIB

Beras Bansos di Gunung Putri Kurang Berkualitas

3 Juni 2020 - 22:40 WIB

Jalur Puncak Berlapis Sekat TNI, Polisi dan Dishub

3 Juni 2020 - 22:34 WIB

Trending di Bogor