Harian Sederhana, Depok – Festival Seni dan Budaya yang diselenggarakan Kumpulan Orang Orang Depok (KOOD) Kedaung di Jalan Mangga RW 11, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Sawangan tidak sekadar sebagai hiburan semata bagi warga, namun memiliki tujuan memotivasi para remaja untuk aktif dan kreatif dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Tidak hanya itu, melalui kegiatan yang positif tersebut bisa membawa nama perkampungan menjadi dikenal dengan seni dan budaya, sehingga keberadaannya menjadi lestari. Terlebih Kedaung memiliki grup lenong yang dibangun sejak 2004.
Hendrik Sugiarto, penggagas festival tersebut mengungkapkan, dirinya merasa terdorong untuk menggelar Festival Seni dan Budaya Kedaung lantaran saat ini keberadaanya dinilai sudah mulai luntur.
Terlebih, bagi anak-anak muda, sepertinya enggan belajar seni, padahal hal tersebut sangat penting dalam rangka melestarikan seni itu sendiri. Dari situlah muncul pageleran Festival Seni dan Budaya Kedaung hingga membuat ratusan penonton menghadiri acara tersebut.
Dalam kegiatan itu, sedikitnya 9 Perguruan Seni Beladiri ambil bagian untuk memperagan pencak silat, diiiringi dengan alat musik tradisional kendang pencak. Tidak hanya itu, acara dimeriahkan lenong betawi local asal Kedaung yang keberadaannya sejak 2004 silam. Dengan lenong ini membuat suasana semakin meriah.
“Dengan diselenggarakan acara ini para peserta antusias sekali untuk tampil, namun karena keterbatasan waktu di antara peserta tidak kebagian karena waktunya habis,” kata Ketua KOOD Kelurahan Kedaung periode 2018-2021, kepada Harian Sederhana pada Kamis (2/1/2020).
Melihat antusias peserta yang hadir, dirinya berencana menggelar kegiatan serupa, namun dengan kapasitas yang lebih besar, semisal terkait dengan momen HUT Kota Depok pada 27 April mendatang.
Ia juga berharap dengan pertunjukkan ini anak-anak dari mulai usia dini, remaja dan dewasa tertarik untuk belajar seni dan budaya sehinga menjadi lestari.
Ditambahkanya, dalam acara tersebut juga dilantik pengurus Pencak Silat Kaulinan Patani. Perguruan silat ini dibentuk di Kedaung dengan harapan generasi penerus di wilayah ini bisa menjadi anggota, sehingga seni bela diri yang merupakan budaya daerah semakin diminati dan tidak pudar di telan zaman.
“Saya kepingin anak-anak dari usia dini dan remaja di Kedaung bisa bermain silat. Karena melalui gerakan silat tubuh tidak hanya sehat, tapi juga mahir dalam ilmu beladiri,” pungkasnya. (*)









