Harian Sederhana, Bogor – Kemegahan Gedung DPRD Kota Bogor yang dibangun dengan duit rakyat senilai Rp72,2 miliar rupanya berbanding terbalik dengan kualitas bangunan. Setelah sebelumnya sopi-sopi yang mengalami ambruk, kini plafon pada lantai 3 juga ambruk, bahkan terjadi kebocoran yang diduga akibat rembesan air dari lantai atas.
Hal tersebut membuat para office boy di kantor rakyat itu disibukan, karena terpaksa harus menaruh ember di area bocor supaya air tidak tercecer meluas diarea ruangan.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Saeful Bakhri mengeluh. Dia mengatakan, bahwa hujan tidak terlalu besar saja sudah bocor.
“Padahal, bangunan ini memakan biaya Rp72,2 miliar. Ngeri saya jadinya, seperti RTLH,” kata Politisi PPP itu, Rabu (19/2).
Menurut pria yang berlatar belakang sebagai kontrakror itu, apabila hujan deras, genangan air semakin banyak. Karena bocornya bukan satu titik saja.
“Itu lihat saja deket tangga, suka ada rembesan air kalau hujan gede. Kalau dibiarkan terus menerus, lama-lama bisa ambruk semua. Ini kan miris dan mengancam keselamatan,” ujarnya.
Dalam kesempatan berbeda, Anggota Komisi IV lainnya, Said Muhammad Mohan mengaku kecewa dengan adanya kebocoran di gedung DPRD. Sebab, pembangunan gedung tersebut memakan biaya cukup besar.
“Belum lama ini kan sempat ambruk dinding sopi-sopi di ruang paripurna. Sekarang ada lagi kebocoran, ini harus ditindaklanjuti. Saya khawatir ke depan akan ada apalagi,” ucapnya.
Sementara Sekretaris DPRD, Boris Derurasman mengatakan bahwa tetesan air tersebut bukan diakibatkan kebocoran, melainkan berasal dari AC. “Sekarang lagi diperbaiki saluran AC di lantai tiga,” ungkapnya.
Menurut Boris, plafon di lantai tiga bukannya ambruk, melainkan sengaja dibuka untuk memperbaiki saluran AC, sehingga tak merusak plafon.
Dilokasi kebocoran, teknisi dari CV Mandala yang tengah melakukan perbaikan, Jaelani mengatakan, kebocoran diakibatkan rembesan dari lantai empat. “Bukan dari AC, tapi rembesan dari atas,” katanya.
Ia menyatakan bahwa kebocoran yang terjadi bisa saja diakibatkan dari saluran WC atau rembesan beton. “Saya harus cek dulu semuanya. Tapi sepertinya bukan dari AC,” pungkasnya. (*)
