Harian Sederhana, Bogor – Satu keluarga di Kampung Susukan RT03/01, Desa Gunungpicung, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, harus rela tinggal di kandang kerbau yang mereka jadikan hunian.
Selain Kepala Keluarga Aleh dan istrinya Hunawiah, mereka juga tinggal bersam ketiga anaknya di gubuk memperhatinkan itu, hampir dua tahun lamanya.
Hunawiah mengatakan, suaminya Aleh yang sehari-harinya bekerja sebagai serabutan, hanya mampu mendapatkan upah tidak lebih dari Rp50 ribu. Terkadang, sehari hanya mendapatkan Rp30 ribu perhari dan untuk menutupi kebutuhan keluarganya pun, dia menyebut, tidaklah cukup.
“Saya tinggal bersama tiga anak saya yang masih sekolah. Tinggal di kandang bekas kerbau ini, sudah dua tahun,” cerita Hunawiah, saat disambangi, Ahad (7/7/2019).
Hunawiah hanya bisa pasrah, saat gubuk tercintanya bocor saat musim hujan. Selain itu, Ibu yang nampak kurus dan lesuh ini, terbaring sakit selama lima bulan mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh.
Dia mengaku, tempat tinggalnya saat hujan suka bocor dan terkadang suka huniannya menyempit karena pake ember untuk menampung air hujan.
“Ya mau gimana lagi, keadaannya segini. Yang penting tidak basah kuyup saat ujan dan ada buat meneduh,” paparnya dengan pasrah.
Ketiga anaknya, Hunawiah mengatakan, saat ini anak kedua dan ketiga masih bersekola dengan biaya pas-pasan. Namun anak pertamanya tidak sekolah, hanya bisa tamat kelas 5 SD.
“Yang kedua kelas 4 SD, terakhir kelas 2 SD. Kalau pulang sekolah anak-anak saya suka nememin tidur saat penyakit saya kumat,” kata Hunawiah.
Ketua RW01, Suhandi mengatakan, warga yang tinggal dikandang kerbau yaitu keluarga Aleh, adalah pindahan dari Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang.
Suhandi membenarkan mereka tinggal di Kandang Kerbau sudah 2 tahun. Lalu lahan yang dipakai pun bukan milik mereka, melainkan milik warga sekitar yang merelakan kandang kerbaunya ditempati.
“Saya baru jadi ketua RW. Sebelumnya, memang mau diajukan ke Desa, namun terhalang akibat administrasinya dari Desa Karacak,” pungkas Suhandi.
(*)
