Harian Sederhana, Bekasi – Di tengah rencana pembangunan dua gedung megah oleh Pemerintah Kota Bekasi, menyusahkan duka bagi warganya.
Betapa tidak, seorang warga yakni Suwani, yang tinggal di Kelurahan Harapan Jaya, justeru harus menerima nasib tinggal di sebuah kamar kecil yang dibuat para tetangganya.
Hal itu terpaksa dilakukannya, karena janda yang tak memiliki anak tersebut rumah yang selama ditempatinya hampir roboh karena dimakan usia.
Arif Rahman Hakim selaku Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi Fraksi PDI Perjuangan, dengan tegas mengatakan kalau Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi, jangan bangga dengan pembangunan gedung vertikal.
“Seperti kita ketahui bersama kalau Pembangunan gedung Vertikal tersebut, merupakan sebuah proyek Multiyears yang telah diresmikan. Seharusnya, kita bisa melihat Rakyat Bekasi yang rumahnya hampir rubuh. Untuk itu, Disperkimtan jangan bangga dengan pembangunan gedung vertikal tersebut,” tandas Arif, Jum’at (13/12).
Kejadian Ibu Suwani, lanjut Arif, semestinya dapat menjadi pelajaran keras bagi Pemerintah Kota Bekasi. Dimana di satu sisi akan membangun gedung megah, disisi lain warganya tinggal di rumah hampir roboh dan sebatang kara.
Dikatakan Arif, Suwani tinggal di RW.01. Kesehariannya ia membantu memasak warga yang membutuhkan dengan upah Ro300 ribu.
“Tanpa suami, tanpa anak seorang diri, Bu Suwani mencari nafkah untuk menghidupi dirinya sebagai seorang tukang masak dengan upah minim,” papar Arif.
Saat ini rumahnya yang hampir roboh, sudah tujuh bulan lebih pihak Kelurahan, Kecamatan maupun dinas terkait tidak ada yang peduli.
“Datang cuma survei tanpa ada kelanjutan. Apakah ini yang dinamakan rasa kemanusiaan? Atau sesuai dengan Visi Kota Bekasi Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera dan Ihsan?,” tegas Arif seraya bertanya dengan nada penuh kekesalan.
Akhirnya, lanjut Arif, para tetangga Bu Suwani yang dari Majelis Taklim pada urunan (Patungan) membuatkan kamar kecil untuk Ibu Suwani.
“Nasib Ibu Suwani ini pelajaran buat Kita semua, khususnya Pemerintah Kota Bekasi. Mereka yang berpikir hanya untuk membangun gedung yang sudah megah dibuat makin megah, tetapi tidak melihat masyarakatnya yang miskin, rumah Rakyatnya yang rubuh,” ungkapnya.
Arif menambahkan, Disperkimtan Bu Imas, pernah dua kali saya telpon, pertama terkait Teluk Pucung yang kena angin puting beliung, alasannya tidak ada Anggaran, tidak ada Anggaran. Kini kasus Ibu Suwani, saya telpon alasan lagi rapat lagi rapat lagi rapat.
“Ini urusan Rakyat. Mau rapat mau apapun kalau memang dia sebagai pelayan Masyarakat, Abdi Negara, stop dan dengarkan keluhan masyarakat. Pejabat sekelas Bu Imas itu tidak pantas menjabat sebagai Sekretaris Dinas di Disperkimtan kalau dia punya sikap seperti itu.
Saya menegaskan kepada Disperkimtan untuk biss melihat lebih jauh dan menyiapkan anggaran taktis untuk rumah-rumah warga masyarakat yang rubuh. Apalagi menjelang musim penghujan saat ini,” tegasnya.
Sayangnya, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi, Jumhana Luthfi hingga berita ini diturunkan dirinya belum bisa dimintai keterangan. (*)









