Harian Sederhana, Bekasi – Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kota Bekasi, Nicodemus Gonjang memilih menggelar Reses, di wilayah yang tak satupun memilihnya dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) lalu.
Kepada warga di lokasi Reses, tepatnya di Jalan Patal Bekasi 41, RT 01/06, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi anggota Komisi I DPRD setempat itu, mengaku, digelarnya kegiatan di lokasi ini semata-mata untuk menjaring aspirasi. Disamping untuk silaturahmi.
“Atas nama wakil rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan, setiap kami Reses selalu melibatkan Pengurus Ranting. Tugasnya mencatat apa-apa saja yang dibutuhkan diwilayah RW/06 Kelurahan Bekasi Jaya ini,” paparnya.
Seperti yang disampaikan Pak RW, lanjut Nico, di wilayah ini tidak ada lahan fasos-fasum. Hanya Patal Bekasi.
Menurut saya lahan itu, masih status Quo, masih proses hukum. Namun, bisa saja nanti dipakai dulu, karena ini tanah BUMN bukan milik Pemerintah Kota Bekasi. Ijinnya nanti kita urus ke BUMN, bukan ke Walikota.
“Buatkan surat pak RW. nanti dilayangkan ke BUMN memakai/meminjam lahan disini untuk kita gunakan sebbagai Ruang Terbuka Hijau bagi warga RW/06. biar ada sarana bermain buat anak-anak. Tapi kalau ada lahan fasos-fasum Insyaallah akan kita perjuangkan untuk kita buat RTH,” imbuh Nico, Minggu (3/3) malam.
Tidak itu saja,sajaKemarin dalam Reses terakhirnya itu, Nico juga mengatakan, dirinya sempat mengusulkan kalau setiap RW yang berdampak banjir agar memiliki satu perahu karet.
“Gak ada masyarakat yang mau banjir. Tetapi harus ada antisipasi. Yang paling pertama apa, ya perahu karet. Mending orang muda bisa berenang, kalau nenek-nenek, anak kecil, ibu hamil kan kasihan,” tuturnya.
Lebih jauh Nico mengatakan, saat ini DPRD sedang membahas Pansus Drainase Terpadu. Karena di Bekasi ini paling parah titik banjirnya se-Jabodetabek. Sampai-sampai diwilayah Jatiasih dan PGP tujuh meter genangan airnya. “Jadi harus ada keseriusan dari penyelenggara Kepemerintah termasuk DPRD didalam mengatasi polemik banjir di Kota Bekasi,” terangnya.
Fadli Fadillah, Ketua RW/06 dalam kesempatannya mengatakan, wilayah Patal Bekasi ini bagian dari kita (RW/06), kami ingin segala sesuatunya bermanfaat.
“Kalau di perumahan mereka Punya Fasos-fasum, tapi kalau diperkampungan mesti tarik-tarikan tanah. Intinya kami disini ingin punya tempat bermain, dalam arti Ruang Terbuka Hijau,” ujarnya.
Sumarni, Kader Posyandu RW/06 mengatakan menginginkan Posko Posyandu sekaligus seragamnya.
Ismayani, kader Posyandu, beberapa bulan ini kita tidak dapat honor, Rp 400 saja tidak dibayar apalagi Rp 500 ribu perbulannya.
Nurhasanah, warga RT/02, yang kami keluhkan masalah Got (saluran air) yang sejak saya disini tidak ada. Setiap musim hujan kami selalu kebanjiran. Saya mohon aspirasi dari RT/02 disalurkan.
Ramlan, Ketua RT/03, kami menginginkan normalisasi saluran got yang banyak sampah, jadi sering mampet yang kalau musim penghujan selalu banjir.
Fahri, Ketua RT/04 potensi SDM olahraga banyak, namuan sarana dan prasarana kami nyewa. Jadi aspirasi kami terkait sarana dan prasarana buat olah raga, drainase, dan kepengin jalanannya di aspal.
Iwan, warga RT/06, atas nama RT/05 dan RT/06 aspirasinya sama terkait drainase yang terhambat, kurang lancar, sarana olah raga dan taman bermain untuk anak-anak serta mobil ambulans buat RW/06.
Meldian, warga RT/07, saya mengusulkan pembangunan semacam pintu air kecil, usulan kedua semacam perhatian turap tanggul diwilayah kami dan pembangunan fasilitas umum.
Heri, Ketua Karangtaruna, saya sepakat dengan pengadaan perahu karet. Saya pikir kita juga butuh Sekretariat Karangtaruna karena setiap organisasi harus ada tempat berkumpul.
Menyikapi hal tersebut, Nico mengatakan kalau semua aspirasi ini akan ditampung, silahkan cantumkan dalam sebuah profosal tuk saya perjuangkan, karena profosal harus ada tanda-tangan RT/RW.
“Kota Bekasi butuh pembangunan ditingkatan lingkungan. Masa Pemkot Bekaso bisa ngebangun empat Gedung Vertikal yang ratusan milyar masa ngebangun kantor RW dan Posyandu yang ratusan juta tidak bisa. Buat pak RW, kalau ada lahan, sudah, ajukan anggaran buat ngebangun kantor RW. Jadi siapkan saja lahannya. Saya akan siap kaki jadi kepala kepala jadi kaki untuk memperjuangkannya. Tinggal PRnya pak RW dan pak RT apakah bisa diberdayakan lahan itu untuk dibangun,” terang Nico.(*)









