Harian Sederhana, Bekasi – Bendahara Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Barat, Muhammad Said membenarkan penurunan suara partainya, pada Pileg terkait tertangkapnya mantan Ketua Umum PPP Romahurmuzy.
Penangkapan tandas dia, sangat politis, karena dilakukan menjelang Pemilu 2019.
“Itu satu, faktor lainnya agenda Pemilu yang beberengan dengan Pilpres. Itu sangat berpengaruh,” katanya, Rabu (22/1).
Penurunan kata lelaki yang akrab disapa Cemong itu, tidak saja di wilayah Kota Bekasi dan Jawa Barat. Melainkan juga secara nasional.
“Bukan hanya Kota Bekasi saja. Dan saya berpesan dengan adanya musibah itu, harus memberikan cambuk bagi partai kedepan,” imbuhnya.
Semua persoalan, kata dia, sudah dirangkum dan akan dibahas ditiap agenda partai.
“Kita ada Mukhtamar untuk memilih ketua umum yang baru dan saat ini masih dalam pembahasan. Biasanya kalau setelah Muhtamar selanjutanya ada Muswil (Musyawarah Wilayah) setelah muswil tiga bulan selanjutnya ada muscab. Itu menjadi bagian untuk bagaimana, partai bisa meningkatkan kembali Raihan suara,” tandasnya.
Terkait siapapun calon ketua DPC PPP kota Bekasi yang terpenting bisa membesarkan partai.
“Mau Sholihin, Sanwani atau Bambang yang maju menjadi ketua DPC PPP yang terpenting bisa memajukan partai dan dapat diterima oleh semua kader PPP kota Bekasi,” tutup cemong.(*)









