Harian Sederhana, Bogor – Untuk pemasangan Presure Reducing Valve (PRV) alat penurun tekanan dalan mengatasi kebocoran pipa jalur SPAM Katulampa, PDAM Kota Bogor perlu mengocek dana sebesar Rp2 Miliar.
Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Tirta Pakuan Syaban Maulana mengatakan, bahwa pipa jalur tersebut mengairi pelanggan di zona 3 yang termasuk wilayah Kecamatan Bogor Utara.
Dia mengaku dalam waktu dekat akan memasang dua unit (PRV) di jaringan pipa distribusi dari Sistem Pengolahan Air Minum SPAM Katulampa.
“Itu sudah masuk perencanaan, saat ini sedang dihitung dulu, berapa alat yang diperlukan, kayaknya akan dipasang dua alat di dua titik. Harga satu unit PRV itu Rp1 miliar, jadi untuk dua alat itu butuh dana Rp2 miliar,” kata Ade sapaan akrabnya Dirtek PDAM itu.
Diakui Ade, untuk pemasangan PRV itu masuk di anggaran APBD perubahan 2019, estimasi pengerjaan diperkirakan selesai dalam waktu 90 hari kalender.
“Mudah2an akhir Agustus sudah beres perencanaanya, awal September masuk lelang dan sekitar Oktober mulai dikerjakan. Targetnya Desember beres sehingga awal tahun sudah bisa beroperasi normal,” ujarnya
Diakui Ade, estimasi perkejaan 90 hari itu pertimbangannya untuk membereskan mulai proses perizinan, lelang dan pemesanan barang karena didatangkan dari luar negeri. “Barangnya adayang dari Amerika atau Eropa, makanya memerlukan waktu,” jelas dia.
Untuk mengatasi pemdistribusian air kepada pelanggan dalam masa transisi kata dia, kemarin sudah dibuka. Tapi ada pipa yang jebol di Griya Soka, makanya sampai saat ini masih di tutup karena menghindari jebol lagi.
Menurut dia, kapasitas SPAM Katulampa 300 liter perdetik keluar dari reservoar, dan tekanan masih nol tapi karena gratifikasi dengan kondisi tanah menurun sehingga timbul tekanan air yang cukup besar. “Idealnya tekanan air masuk ke rumah 0,5 – 3 bar,” tambahnya.
Sementara salah satu pelanggan PDAM di Perumahan Tanah Baru Residen Fredy mengaku, air dirumahnya kerap mati, biasa nyala pukul 12.00 hingga Pukul 14.00 WIB dan baru nyala lagi sehabis magrib.
“Iya, dengan seringnya mati air sangat menganggu, karena mau mandi aja susah, belum kebutuhan lainnya seperti mencuci dan sebagainya. Semoga PDAM cepat merespon dan mengatasi persoalan ini karena air merupakan kebutuhan vital sehari-hari,” pungkasnya. (*)









