Menu

Mode Gelap
Rabu, 17 Desember 2025 | 03:17 WIB

Headline

Pemkab Bekasi Rencanakan Teknologi Pengolahan Sampah Murah dan Handal

badge-check


					Pemkab Bekasi Rencanakan Teknologi Pengolahan Sampah Murah dan Handal Perbesar

Harian Sederhana, Bekasi – Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja meminta peran serta putra daerah terutama yang bermukim di Kabupaten Bekasi untuk ikut berpartisipasi serta bertanggungjawab menangani sampah di wilayahnya.

Bupati Eka berencana untuk membangun pengolahan sampah dengan teknologi murah dan handal yang bertujuan untuk mengurangi sampah dari sumbernya. Sehingga tidak hanya mengandalkan TPA Burangkeng.

“Saya minta solusi yang konkrit. Teknologi yang dapat mengolah dan mengurangi sampah secara nyata, misal pengolahan sampah yang bisa ditempatkan di pasar atau tempat lain,” kata Bupati selepas membahas permasalahan sampah bersama sejumlah aktivis lingkungan dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Muhammad Nuh pada Senin (18/11).

Bupati enggan penjelasan pengolahan sampah terlalu panjang, inginnya singkat, padat dan teknologinya dapat diterapkan dengan hasil yang memuaskan. “Selama ini teknologi yang ada belum bisa mengolah sampah secara baik. Belum dapat mengatasi persoalan sampah. Bahkan persoalan sampah makin tambah,” tegasnya.

Karenanya, Bupati meminta dukungan berbagai pihak terutama kalangan legislatif, eksekutif, swasta maupun masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan sampah, baik dalam jangka pendek maupun menengah. Pengolahan sampah dari sumbernya dengan teknologi yang murah serta dapat mengurangi sampah secara riil.

“Teknologi yang dihasilkan harus konkrit dan dapat mengatasi permasalahan sampah. Itu harapan saya,” kata Eka.

Berkaitan dengan itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, H. Muhamad Nuh sangat mendukung upaya cepat penanganan sampah tersebut. Sebab, ia pun punya perhatian serius terhadap permasalahan sampah dan lingkungan di wilayah tersebut.

“Saya setuju adanya teknologi yang bisa mengolah sampah menjadi bahan yang berguna, seperti batu bata. Apalagi yang bikin putra daerah, kami siap dukung upaya positif ini. Pak Bupati perlu buktinya,” kata Muhammad Nuh.

Sementara Herdiawan Widya FS dari PT. Rekayasa Energi Indonesia (PT. REI) menyatakan pihaknya telah melakukan riset rekayasa teknologi yang bisa mengolah sampah lama dan baru. Artinya semua sampah bisa diolah dengan teknologi tersebut.

“Teknologi REI bisa mengolah 5 ton setiap jam. Semua tergantung pada kapasitas produksi yang diminta. Kemudian hasil abu dari pengopenan itu dijadikan batu bata, batako, pavin-block,” katanya.

“Teknologi REI murah dan bisa ditempatkan dimana saja. Bisa dirancang untuk skala kecil, menengah dan besar. Teknologi ini buatan anak negeri. Kami didukung profesor ahli rekayasa teknologi olah sampah yakni Prof. Arsam Sunaryanto,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu Bagong Suyoto selaku Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNAS) mengatakan, tingkat produksi sampah di Kabupaten Bekasi sekitar 2.400 ton per hari. Sampah yang terlayani atau diangkut ke TPA Burangkeng sekitar 800-900 ton per hari. Berarti pelayanan sampah masih rendah, 42-45 persen. Sementara kondisi TPA sudah overload karena tidak ada pengolahan sampah.

Bagong menegaskan, dampak dari rendahnya pelayanan persampahan tersebut timbul pembuangan sampah liar atau ilegal. Masyarakat masih senang membuang sampah sembarangan, seperti pekarangan kosong, bekas galian tanah, pinggir jalan, drainase, DAS, badan air dan lain sebagainya.

“Setidaknya ada 83 titik pembuangan sampah liar, pada 2019 sudah beekurang menjadi 71 titik. Pemkab Bekasi berupaya membersihkan sampah liar tersebut,” tutur Bagong.

Bagong yang juga Ketua Umum Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI) menambahkan, jangkauan wilayah Kabupaten Bekasi sangat luas, mulai dari Kecamatan Cibarusah hingga Muaragembong.

Ia menerangkan, pada 2017 jumlah penduduk di Kabuapten Bekasi sekitar 3,5 juta jiwa dengan tingkat kepada 2.748 jiwa/KM2. Tingkat kepadatan tertinggi Kecamatan Tambun, 12.284 jiwa/KM2 dan terendah Kecamatan Muaragembong yakni 240 jiwa/KM2. Namun, Muaragembong menanggung beban sampah yang dibuang ke DAS dan badan kali, seperti CBL, sampah terbawa aluran air menuju pesisir dan laut Muaragembong.

“Sementara itu pertumbuhan penduduk, pembangunan, industri, jasa modern berkembang sangat pesat, ditambah gaya hidup dan pola konsumerisme. Hal ini berimplikasi langsung pada pertambahan sampah dan limbah,” tandasnya. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

KPK Masih Usut Soal Penyaluran Dana CSR BI dan OJK

14 Desember 2025 - 14:12 WIB

BRI Bekasi Siliwangi Salurkan Bantuan Dana Bapekis: Sumbangan dari Pekerja

9 Desember 2025 - 11:51 WIB

BRI BO Tambun Bagikan 5.000 Paket Sembako ke Warga Kabupaten Bekasi Melalui Program TJSL

25 November 2025 - 15:16 WIB

M Ihsan Atlet Perkemi Kabupaten Bekasi Berhasil Raih Emas di BK Porprov Jabar 2025

23 November 2025 - 17:23 WIB

Program Budaya GO Titik Temu Budaya dan Teknologi Menuju Masa Depan Kebudayaan

26 Oktober 2025 - 20:28 WIB

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia resmi meluncurkan BUDAYA GO! Kompetisi Inovasi Digital Budaya Indonesia yang digelar di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kementerian Kebudayaan RI, Senayan, Jakarta
Trending di Nasional