Harian Sederhana, Cibinong – Bencana alam yang terjadi awal tahun 2020 di beberapa wilayah di Indonesia menyisakan duka yang mendalam, tak terkecuali masyarakat Kabupaten Bogor.
Pasalnya, di tanah Tegar Beriman sendiri terdapat 22 kecamatan dan puluhan desa yang tertimpa. Bencana di kawasan itu menyebabkan belasan jiwa melayang sementara beberapa orang lainnya dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian.
Menyikapi bencana alam banjir bandang dan longsor ini, Bupati Bogor Ade Yasin pun membentuk tim tanggap bencana dan sesuai.
Tim tersebut dibuat dan dikomandoi oleh Komandan Kodim 0621 Letkol Harry Eko Sutrisno didampingi wakilnya dari pihak kepolisian, Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni.
“Hari ini berdasarkan aturan, Pemkab Bogor membentuk tim tanggap bencana yang beranggotakan unsur Muspika dan Muspida, komando tim tanggap bencana ini adalah Letkol Harry Eko Sutrisno,” kata Ade Yasin ketika ditemui wartawan di Pendopo Bupati, Cibinong, Senin (6/1/2020).
Wanita yang juga ketua DPW PPP Jawa Barat itu juga mengatakan tim tanggap bencana ini dibentuk agar penangganan bencana alam dan pertolongan kepada para korban bisa dilakukan secara tepat dan cepat.
“Mulai dari pembukaan akses insfrastruktur jalan, jembatan maupun penangganan korban bencana alam harus kita inventarisir, lalu setelah itu tim tanggap bencana akan mencari solusinya,” tutur Ade.
Sementara itu sambung Ade, untuk pembukaan akses insfrastruktur jalan, Pemkab Bogor dibantu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Nasional Penanggulangam Bencana (BNPB) dan TNI Angkatan Udara Lanud Atang Sandjaja kami menargetkan akan berlangsung selama seminggu.
Ade katakan, jajarannya akan merelokasi pemukiman warga yang berdiri diatas lahan yang rawan bencana alam baik banjir bandang maupun longsor.
Ia mengatakan Pemkab Bogor akan mencarikan lahan sementara untuk pembangunan rumah para korban bencana. Untuk itu, Ade berharap bantuan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
“Pemkab Bogor akan mendata jumlah warga yang akan atau harus direlokasi, kami akan mencari dan membebaskan lahannya lalu mudah-mudahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membantu pembangunan rumahnya,” tambah Ade.
Ibu dua orang anak ini menjelaskan selain dengan menggunakan anggaran bantuan tak terduga (BTT) sesuai arahan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, jajarannya bersama DPRD Kabupaten Bogor juga kemungkinan akan memanfaatkan dana sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa).
“Kita bisa saja memanfaatkan dana SILPa tahun 2019, namun hingga saat ini anggaran BTT masih cukup untuk darurat penangganan bencana alam banjir bandang dan longsor,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto menyatakan sejauh itu untuk menolong para korban bencana alam maka para wakil rakyat akan menyetujuinya.
“Sesuai arahan Menteri Dalam Negeri, kami siap menyetujui pos anggaran tanggap bencama alam berapapun jumlahnya baik itu dari dana Silpa ataupun APBD,” kata Rudy.
Politisi Partai Gerindra ini yakin dengan dibentuknya tim tanggap bencana, maka penyaluran bantuan kepada para korban bencana alam banjir bandang dan longsor harus terorganisir hingga bantuannya rata dan tepat sasaran.
“Dengam adanya tim tanggap bencaa, proses pembukaan akses insfrastruktur jalan, jembatan hingga penyaluran bantuan kepada para korban bencana alam bisa lebih terorganisir, cepat dan tepat sasaran,” sambungnya.
Komandan Korem 061 Surya Kencana Brigjen (TNI) Novi Helmy Prasetya memaparkan tim tanggap bencana ini selain bertugas membuka akses insfrastruktur jalan dan jembatan, penyaluran bantuan juga bertugas mencari beberapa dugaan korban yang hanyut ataupun tertimbun longsor.
“Tim tanggap bencana selain membuka akses insfrastruktur jalan dan jembatan, penyaluran bantuan dibantu Basarnas juga masih melakukan pencarian dugaan korban bencana banjir bandang dan longsor, apabila sampai Kamis (16/1/2020) mendatang jasad para korban belum ketemu maka bisa diperpanjang waktunya,” paparnya. (*)









