Harian Sederhana, Bogor – Penataan kawasan Jalan Dewi Sartika terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dengan memasukan pedagang kaki lima (PKL) ke dalam Blok A Pasar Kebon Kembang.
Namun, hal tersebut takkan berjalan mulus, apabila kondisi pasar tetap sepi yang akhirnya para pedagang kembali berjualan di luar untuk mendapatkan uang.
Pemkot Bogor pun bersama Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PDPPJ) mencoba memutar otak. Salah satunya dengan membuka akses antara Blok A yang dikelola PT Javana Artha Perkasa dengan PGS yang dikelola PT Propindo Mulia Utama.
Tujuan memasukan pedagang ke dalam pasar, selain mengembalikan pungsi jalan juga bertujuan agar didalam pasar ramai karena banyak dikunjungi pembeli.
“Kami ingin pasar ini ramai agar pemilik kios terbantu. Sekarang ini kan Blok A sepi karena aksesnya tertutup dan bersaing dengan PKL yang ada di luar,” kata Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim, Rabu (6/11).
Dedie menyatakan bahwa pemerintah ingin mengangkat harkat dan martabat PKL agar dapat berjualan resmi di dalam pasar, karena sekarang Blok A itu masih dijadikan gudang.
“Kami ingin meramaikan pasar sekaligus untuk melindungi pedagang resmi karena mereka punya kontribusi nyata untuk pemkot. Sekarang ini kontribusi pendapatan hanya Rp10 juta perbulan, sedangkan pasar ini kan besar,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama PDPPJ, Muzakkir mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan negoisasi dengan PT Propindo Mulia Utama untuk mengkoneksikan antara Blok A dan PGS.
“Yang menyebabkan Blok A sepi adalah karena tidak adanya akses, pintu masuk pembeli tertutup dengan penuhnya PKL didepan” katanya.
Saat ini, kata Muzakkir, di Blok A sendiri terdapat sebanyak 300 kios yang masih kosong. Sementara PKL kawasan Jalan Dewi Sartika bersedia direlokasi ke dalam pasar, asalkan Blok A ramai. “Supaya membuat ramai, makanya kami ingin membuka akses,” tandas dia. (*)