Harian Sederhana, Bogor – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mulai serius untuk melakukan penyehatan terhadap Perusahan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) yang hampir dua tahun dibiarkan dalam kondisi kolaps.
Wakil Wali Kota Dedie A Rachim mengatakan, untuk menentukan nasib PDJT kedepan, Pemkot punya dua alternatip, yakni melalukan penyehatan dengan menyeimbangkan neraca atau di pailitkan.
Saat ini kata mantan pejabat KPK itu, sedang dilakukan koordinasik, mana yang lebih baik. Apakah dipertahankan dengan dilakukan penyehatan atau dipailitkan.
“Tapi kelihatanya kita cenderung untuk menyeimbangkan neraca dan melakukan penyehatan. Langkah-langkahnya saat ini fokus pada tujuan pendirian perusahaan yakni pertama transportasi, perbengkelan, perparkiran dan periklanan,” kata Dedie di Balai Kota, Senin (9/12).
Dedie melanjutkan, hal yang lebih memungkinkan adalah ke perbengkelan, karena kalau dilihat misalnya di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) saja, pertahun biaya perbengkelan bisa mencapai Rp5-6 miliar.
“Ya, DLH itu memiliki ratusan armada pengangkut sampah, belum lagi eskapator. Selain itu di Dinas PUPR juga ada beko dan alat berat biaya bengkel pertahun bisa mebcapai Rp2 miliar. Kalau ditotal dari dua dinas saja sudah Rp8 miliar,” ungkapnya
Maaih kata Dedie, kalau misalnya urusan pemeliharan kemudian dikerjasamakan dengan PDJT, maka akan menjasi salah satu alternatif untuk menyehatkan PDJT. Tetapi untuk itu harus mendirikan dulu bengkelnya.
“Tiinggal bagaimana mendirikan bengkelnya, itu kan bisa kerjasama dengan pihak ke 3, penambahan modal atau bisa juga kontrak servis,” tambahnya.
Untuk pendapatan bengkel kata Dedie, kalau diarahkan ke situ maka akan besar, karena cobtohnya Rp6 miliar dari DLH dan Rp2 miliar dari Dinas PUPR saja sudah Rp8 miliar. “Belum setiap dinas paling Rp100 jutaan, tapi kalau memang di kalkulasikan bisa menghasilkan pendapatan besar,” ungkap dia.
Diakuinya, mengenai penyediaan bengkel, memang masih menjadi PR yang harus diselesaikan, misalnya pinjam pakai lahan dengan dishub harus difasilitasi di BPKAD.
Selain itu tambah dia, untuk perparkiran juga perlu dirumuskan. “Kan gini, kunci dari semuanya apa sih, managemen. Managemen itu manusia dan sumber daya lain, ada keuangan ada teknis dan lainnya, itu yang diaebut rangkaian penyehatan korporasi,” tambahnya.
Karena dia berpendapat, mempailitkan sebuah perusahaan daerah juga bukan hal yang mudah. Karena harus menghapuskan aset, kemudian memperdakan kepailitan. “Disitu harus ada kurator dan sebagainya, jadi lebih baik menyeimbangkan neracanya aja untuk penyehatan,” pungkasnya. (*)









