Harian Sederhana, Sukabumi – Juru bicara Media Centre Gugus tugas Penganann dan pencegahan covid 19 Kota Sukabumi dr Wahyu Handriana menyebut perkembangan positif covid bertambah menjadi 17 orang dan pekan lalu sembuh satu orang jadi seluruhnya 18 orang.
“Ya, sabtu kemarin pak wali kota, mengumumkan pasien positif bertambah 8 orang menjadi total 17 orang dalam jumpa pers melalui aplikasi digital,” jelas Wahyu.
Pasien positif tersebut, ada tersebar di tiga kecamatan yakni Kec. Gunungpuyuh, Lembursitu dan Cibeureum dan lima kelurahan yaitu Sriwidari, Karamat, Kr. tengah, Cipanengah, Cibeureum hilir.
“Teridiri dari 5 Laki – laki, 3 wanita. Mereka dalam kondisi baik tidak memakai alat bantu kesehatan,” ucapnya.
Dan sampai hari ini Minggu(19/4), jelas Wahyu, pasien poitif covid 19 masih berjumlah 17 orang. “Masih 17 orang postif, yang masih mendapat perawatan isolasi di RSUD R Syamsudin dan RS Setukpa,” kata dia.
Namun untuk, pasien dengan pengawasan (PDP) kembal mengisii ruang isolasi sebanyak empat orang, dari keseluruhan 26 orang PDP dan dinyatakan selesai pengawasan berjumlah 22 orang.
“Ya setelah sebelumnya selesai, kembali pasien PDP mengisi ruang perawatan. Satu diantaranya balita dengan keluhan sesak nafas dan tinggal di zona merah,” sebut Wahyu.
Sejak kemarin, pasien. PDP yang baru berjumlah 4 orang. meski mendapat perawatan isolasi namun dengan kondisi baik,” ungkap Wahyu.
Untuk orang dalam pengawasan (ODP) total ksseluruhan berjumlah 220 orang, masih dalam pemantauan 19 orang selesai pemantauan 201 orang.
Dalam jumpa persnya kemarin, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi juga menyampaikan ke delapan orang positif, masih berkaitan erat dengan cluster institusi yang ada di Sukabumi.
“Dari satu kecamatan, Sudah merambah di beberapa kecamatan sesuai domisili si pasien. Karena pasien positif tidak diam di asrama institusi. Makanya diperlukan kewaspadaan yang tinggi,” tutur Wali Kota.
Wali Kota berharap masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan yang di anjurkan pemerintah yakni sosial distancing dan physcal distancing. “Pemakaian masker menjadi,satu keharusan jika keluar rumah. Dan jangan keluar rumah kalau tidak penting,” tandasnya.
Sejauh ini, Kota sukabumi belum memutuskan akan melakukan PSBB, karena saat ini masih dilakukan kajian Epedimolog untuk mengetahui apa diperlukan dilakuka PSBB.
“Pak Gubernur juga menghubungi, apa perlu dilakukan PSBB atau langkah lain. Yang pasti, langkah penanganan kita tingkatkan dengan terus memberikan edukasi dan himbauan,” terang Fahmi. (*)









