Harian Sederhana, Depok – Barang rongsokan milik pengepul yang diletakan di pinggir jalan sejajar rel di Kelurahan Kemirimuka, Kecamatan Beji dikeluhkan warga.
Warga mengeluhkan berdirinya lapak penampungan barang bekas yang ada di lingkungan rumah mereka.
Salah satu warga Indera kepada wartawan pada Senin(18/11) mengatakan kehadiran lapak tersebut mencemari lingkungan dan menyebabkan bau serta mengotori lingkungan dengan meletakan barang rongsokan di bahu atau pinggir jalan.
Barang-barang rongsokan tersebut diletakkan di trotoar hingga sepanjang 100 meter. Imbasnya, selain membuat kawasan tersebut jadi tampak kumuh, trotoar juga tidak dapat dilintasi pejalan kaki.
Semestinya petugas kelurahan memberikan peringatan pada pemilik lapak agar tidak meletakkan dan menumpuk barang-barang rongsokan di trotoar.
Namun, karena tetap membandel, maka diambil tindakan tegas dengan menertibkannya.
Selanjutnya agar tidak dijadikan tempat menaruh barang rongsokan, maka sebaiknya ditempatkan pot-pot bunga sepanjang jalan tersebut
Warga meminta aparat terkait untuk meninjau dan menertibkan lapak-lapak tersebut. Karena kalau dibiarkan terus, penyakit akan terus menghantui warga.
Kalau lapak ini tidak segera ditertibkan, sejajar rel malah justru mirip menjadi tempat penampungan sampah.Karena barang-barang bekas para pemilik lapak sudah sangat mengganggu.
Kepala Kelurahan Kemirimuka, Khairul Adyan kepada wartawan, mengatakan pihaknya sudah berapa kali menegur pengepul agar tidak meletakan barang rongsokan di bahu jalan.
“Kami sudah berapa kali tegur mereka agar tidak meletakan barang rongsokan di bahu jalan karena membuat lingkungan kumuh,”katanya.
Dia mengatakan jalan sejajar rel dilakukan penghijauan dimana lokasi dibelakang Jalan Margonda akan ditanami ribuan pohon.
Lebih lanjut dikatakan, program penghijauan nantinya tidak hanya di lingkungan itu saja akan tetapi kesemua RW yang ada di Kemirimuka.
Selain membuat lingkungan asri, penanaman pohon buah seperti alpukat, rambutan dan mangga secara bersama juga dapat semakin mempererat hubungan sesama warga.
“Jadi, bukan sekadar tanam. Warga harus konsisten merawat, menyiram pohon tersebut agar dapat tumbuh dengan baik. Sengaja kita pilih pohon berbuah dan berakar keras, sehingga banyak manfaatnya nanti,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, penghijauan yang ingin dimasifkan adalah yang berbasis masyarakat. Karena itu, pihak kelurahan hanya memberi stimulus agar masyarakat terdorong berbuat yang terbaik untuk lingkungan.
“Ada 20 RW di Kemiri Muka. Kita dorong untuk membuat lingkungan yang asri dengan gerakan menanam pohon. Jika kesadaran itu dari masyarakat, tentu mereka akan punya perasaan memiliki sehingga mau merawatnya,” imbuhnya. (*)









