Harian Sederhana, Bekasi – Perseteruan antara warga dengan pengusaha hiburan menjadi pemicu sepinya pengunjung. Tempat Hiburan Malam (THM) pun menjadi sasaran manakala dengan masyarakat lingkungan tidak sejalan. Ditilik dari sisi sosial maka yakin wadah berada dalam posisi yang diuntungkan.
Salah satu THM di lingkungan Mutiara Gading Timur (MGT) kini sedang menjadi sorotan tajam keberadaannya. Meskipun diakui bahwa hubungan dengan lingkungan baik-baik saja tetapi adakalanya faktor “x” menjadi gagal fokus semuanya.
Fauzi adalah manager salah satu THM karaoke K-Nizz. ” Kita sudah tiga tahun operasi baru sekarang ini warga menolak kehadiran Karaoke K-Nizz akibat ada janji politisi menutup THM sehingga kita jadi korban janji politik alias korban kampanye politisi,” kata Fauzi pada awak media.
Tidak tanggung tanggung diakui Fauzi, di lokasi THM pernah diadakan pertemuan antara Abi Hurairoh Kepala Satuan polisi Pamong Praja sebagai mediator meeting. “Pembicaraan dengan Camat, Lurah, Kepala Dinas Pariwisata Teddy Hafni sepakat tidak ada masalah keberadaan THM karena tidak ada pelanggaran substansi saat operasional , seperti minuman keras apalagi Pemandu Lagu (PL) sopan ,” ujar Fauzi yang menurutnya THM nya memang buat family.
Standar Operasional Prosedur (SOP) juga diterapkan sesuai regulasi THM. “Kita di setiap sudut terpasang CCTV, kalau dikatakan berkedok saja padahal tempat maksiat jadi aneh saja alasan tersebut,” papar Fauzi yang putra dari owner THM Haji Asep.
Dikatakannya juga bahwa sesungguh owner ingin pemberitaan seimbang. ” Sekarang keberadaan beliau di luar kota, maka ibu ikut andil bicara meskipun kondisi sakit tapi bisa bicara lewat HP,” ujar Fauzi.
Namun ada dasarnya ; Dedeh sebagai istri saat bicara kondisi THM milik suami . ” Kondisi karaoke kita paham karena berada di lingkungan — wajib memberikan attensi lingkungan misalnya karyawan direkrut dari orang lingkungan sekitar ,” ungkap Dedeh isteri Owner Haji Asep melalui sambungan selular.
Konfirmasi Dedeh terkait dengan keadaan THM miliknya justru sengaja konfrontir. “CCTV kita pantau dari rumah bisa selalu terpantau , makanya jadi heran jika ada alasan tempat maksiat kedoknya karaoke family jadi nggak nyambung argumen yang disampaikan pada manajemen kami,” tandas Isteri owner melalui HP.
Pantauan di lokasi Sabtu (12/10) suasana pengunjung sepi. Salah satu karyawan mengatakan dampak sepi diakibatkan oleh penolakan warga lingkungan. (*)









