Harian Sederhana, Depok – Rama Pratama, aktivis gerakan mahasiswa 1998 turun gunung untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Depok yang akan berlangsung pada 23 September 2020 mendatang.
“Saya ini sudah tinggal di kota ini sejak 1987. Saya kuliah di UI dan sampai sekarang ini tinggal di Kota Depok. Kalau saya lihat, kota ini harusnya bisa menjadi lebih baik, dapat menjadi kota yang segar maupun nyaman untuk masyarakat bila dikelola dengan baik,” tuturnya kepada wartawan, Rabu (15/01).
Rama menyebut, dirinya sejauh ini telah berdiskusi dengan sejumlah pihak serta menyaring masukan maupun ide perihal bagaimana menuntaskan masalah di kota ini. Dirinya memiliki keinginan untuk membuat Depok semakin maju, dan membuat warganya bangga.
“Alhamdulillah, dialog itu terus bergulir. Warga Kota Depok juga mulai mendukung saya untuk mencalonkan diri sebagai balon Wali Kota Depok,” katanya.
Memang sudah beberapa waktu warga Kota Depok disuguhi reklame wajah Rama Pratama dengan slogan “2020 Segarkan Depok”. Rupanya inilah alasan dari reklame dan sejumlah baliho serta spanduk di sejumlah titik itu.
“Kita butuh kesegaran supaya orang Depok nggak cuma kerja di Jakarta, cepat-cepat sampai rumah, dan tutup pintu. Untuk itu, Depok harus dibangun menjadi kota yang segar, tempat warganya berinteraksi dengan sehat, dan lingkungan serta infrastruktur yang mendukung,” ujar Rama.
Rama menerangkan, Kota Depok mesti menjadi kota yang modern, hijau dan inklusif. Modern maknanya mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi berbasis digital yang memberikan ruang konektivitas dan partisipasi publik yang lebih baik. Hijau artinya ramah lingkungan dan lebih banyak ruang terbuka hijau.
Sedangkan inklusif maksudnya mengikutsertakan dan menghargai semua orang, meniadakan hambatan dan merangkul setiap perbedaan, menjadi kota yang toleran, ramah terhadap anak-anak, difabel dan lansia.
“Saya mengurai slogan 2020 Segarkan Depok menjadi tiga program utama, yaitu Segarkan Lingkungannya, Segarkan Masyarakatnya, dan Segarkan Pelayanan Publiknya. Penyegaran lingkungan di Kota Depok saat sangat dibutuhkan, karena Depok kini dilanda kemacetan, masalah sampah, dan ketersediaan air tanah yang makin berat,” jelas Rama.
Untuk menyegarkan masyarakat, Rama menawarkan solusi yang juga bisa menjadi solusi bagi masalah banjir dan ketersediaan air, yaitu revitalisasi situ. Depok tercatat pernah memiliki 28 situ, namun kini hanya tersisa 22 situ karena sebagian besarnya telah beralih fungsi menjadi kawasan perumahan.
Revitalisasi situ bisa mengatasi dua masalah, yaitu menyediakan lebih banyak ruang terbuka hijau untuk warga bertemu dan berinteraksi. Selain itu juga untuk menampung air agar tidak terjadi banjir atau kekeringan.
“Memang ada masalah koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat, tapi bukankah itu gunanya pemimpin?” kata Rama.
Ditanya soal kendaraan politik untuk maju sebagai calon wali kota, Rama mengaku sedang menjalin dialog dengan sejumlah partai politik. “Dialog itu sedang berjalan. Mudah-mudahan pada waktunya akan ada titik temu dengan partai-partai politik terkait pencalonan saya di pilkada Depok ini,” ungkap Rama.
Melihat hasil Pemilu 2019, partai-partai yang dapat mengajukan calon sendiri karena memiliki 10 kursi DPRD atau lebih di kota Depok adalah Partai Keadilan Sejahtera (12 kursi), Partai Gerindra (10 kursi), dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (10 kursi).
“Insya Allah saya optimis. Yang dibutuhkan Kota Depok adalah kolaborasi dan saya juga akan mengajak semakin banyak pihak untuk sama-sama mewujudkan Depok yang segar, Depok yang maju dan membanggakan bagi warganya,” tutup Ketua Senat Mahasiswa Universitas Indonesia pada tahun 1997-1998 ini. (*)









