Menu

Mode Gelap
Sabtu, 6 Desember 2025 | 03:56 WIB

Hot News

Polisi Usut Dugaan Keracunan Siswa

badge-check


					Polisi Usut Dugaan Keracunan Siswa Perbesar

Harian Sederhana – Aparat Kepolisian Polresta Depok melakukan pengusutan atas dugaan kasus keracunan bakteri Escherichia Coli (E-Coli) yang menimpa seratusan siswa di SDIT Pondok Duta, yang berlokasi di Perumahan Pondok Duta, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis.

Pihak kepolisian Polresta Depok mendatangi SDIT Pondok Duta untuk menindaklanjuti informasi terkait banyaknya siswa yang sakit setelah menggunakan air untuk wudhu dan mandi cuci kakus (MCK), Kamis (18/10).

Para penyidik memeriksa sumber air yang sering digunakan siswa untuk melakukan wudhu dan MCK. Selanjutnya, penyidik juga mengecek penampungan air atau toren-toren air yang berada di lantai tiga sekolah.

PLH Kasubag Humas AKP Firdaus mengatakan ada 156 siswa yang sakit diare, demam, dan muntah sejak Selasa (2/10) sampai dengan (Kamis 11/10) 2018 secara bergantian.

“Ya ada 156 siswa yang sakit dengan gejala diare, demam, dan muntah. Sebagian dari mereka juga ada yang dirawat, ini secara bergantian. Jadi misalkan hari ini si A sakit besoknya si B begitu seterusnya,” katanya.

Firdaus mengatakan pihaknya juga meminta keterangan pihak sekolah dan yayasan untuk menjelaskan terkait air di lingkungan sekolah, yang diduga sudah terkontaminasi bakteri E-Coli, sehingga menjadi bahan dari sisi pidana.

“Anggota kami telah mengecek air yang dipakai oleh para siswa untuk wudhu dan MCK. Kami juga mengecek pengelolaan sampahnya dan kami baru meminta keterangan dari yayasan dan meminta orang orang yang mengetahui kejadian ini,” katanya.

Firdaus mengatakan pihaknya masih mendalami kasus ini dari data yang didapat dari sekolah dan menunggu hasil dari sampel yang telah diperiksa oleh dinas kesehatan.

“Kami sementara menunggu hasil pengecekan dari laboratorium IPB, yang menguji sampel air dan makanan yang diduga tercemar,” katanya.

Sementara, Ketua Yayasan SDIT Pondok Duta Usman Rizal mengatakan pihak Dinas Kesehatan kembali menindaklanjuti investigasinya ke sekolah untuk mengambil sampel kembali air minum galon, air mandi cuci kakus, dan air wudhu yang telah diganti baru oleh pihaknya.

“Ya tadi Dinkes ke sekolah kami menindaklanjuti mengambil sampel yang baru. Ini untuk membandingkan dengan air yang lama yang diduga sudah tercemar. Informasinya, Dinkes juga akan ambil sampel fases siswa yang terkena diare juga,” katanya.

Rizal juga menduga sumber air menjadi penyebab para siswanya mengalami sakit. Pasalnya, sumber air tersebut hanya berjarak tujuh meter dari sumur wc (septic tank).

“Ya dulu sumber air lama memang hanya berjarak tujuh meter ke septic tank. Kalau yang baru sudah lebih jauh, 20 meter dari septic tank. Namun tidak tertutup kemungkinanan karena sedang musim kemarau sehingga kualitas air tanahnya buruk,” katanya.

Atas kejadian ini pihaknya sudah koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Depok, selaku pihak yang memiliki otoritas terkait permasalahan tersebut.

“Kita tidak bisa bilang ini keracunan ataupun apa, karena dinas kesehatan belum memberikan informasi apa-apa. Kami dilarang mengeluarkan statement apa pun sebelum keluar hasilnya dari Dinkes,” katanya.

Dirinya menjelaskan pada 11 Oktober lalu Dinas Kesehatan sudah datang untuk melakukan investigasi dengan mengambil sampel air keran dan sampel makanan yang ada di kantin. Sampel tersebut selanjutnya dibawa ke laboratorium IPB untuk diperiksa.

Hasil dari uji lab ini diperkirakan akan keluar sekitar dua minggu lagi. Jadi, Dinas Kesehatan menjelaskan bahwa suspect ini bisa dari mana saja, jadi belum tentu dari air keran.

Sebelumnya, sekitar ratusan siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Pondok Duta diduga mengalami keracuna bakteri E-Coli. Akibat dari kejadian ini, sejumlah siswa mengalami diare, muntah-muntah, hingga dilarikan ke berbagai fasilitas kesehatan, yaitu puskesmas, klinik, hingga rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Data yang berhasil dihimpun menyebutkan, ada sekitar 150 siswa yang menjadi korban dugaan keracunan dengan mengalami sakit dengan waktu tak bersamaan, sejak 9 Oktober 2018. (Aji/HS/SG)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

ARH Tergenang Banjir Setinggi 65 Sentimeter

29 Mei 2020 - 20:35 WIB

Ada Dalam Zona Kuning, Eka Supria Atmaja Minta Warganya Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

29 Mei 2020 - 19:55 WIB

Diduga Tengah Mabuk Miras, Seorang Preman Ancam Tusuk Wartawan Republika

29 Mei 2020 - 19:23 WIB

Bupati Bekasi Apresiasi Kinerja Satpol PP-Dishub Putus Mata Rantai Covid-19

29 Mei 2020 - 18:28 WIB

BPJAMSOSTEK Cabang Depok Salurkan Paket Sembako untuk Dapur Umum

23 April 2020 - 16:14 WIB

Trending di Depok