Harian Sederhana, Bogor – Wisata Bukit Gantole Paralayang, Gunung Mas, Puncak akan fokus dijadikan bagian dari BUMDes Tugu Selatan. Berbagai persiapan dilakukan pemdes dalam rangka peningkatan taraf perekonimian warga.
Menurut Kepala Desa Tugu Selatan, Eko Windiana hal itu menjadi prioritas pihaknya sebagai upaya pemberdayaan dan peningkatan perekonomian masyarakat setempat yang berada di area dekat kawasan destinasi paralayang.
“Nantinya, konsep desa wisata yang menjalankan karena desa wisata adalah salah satu unit usaha BUMDes yg bergerak di bidang jasa pariwisata.” ungkapnya kepada Media. (28/1/2020)
Konsep pemberdayaan masyarakat itu, Eko meneruskan, seperti menyediakan jasa homestay dan aktivitas warganya seperti kearifan lokal dan sumber daya alamnya.
“Wisata paralayang sendiri menjadi branding dan daya tarik dari pada wisatawan,” jelasnya.
Sementara menurut Camat Cisarua, Deni Humaedi, Wisata paralayang puncak adalah salah satu dari pengkayaan dari destinasi wisata yang berada di Cisarua.
Wisata paralayang, ia meneruskan, akan secara khusus menjadi bagian dari yang harus dikunjungi bagi oleh wisatawan puncak.
“Ketika desanya cerdas, apapun bisa mendatangkan PAD Desa dan meningkatkan kesejahteraan,” terangnya.(26/1)
Mengenai rencana wisata paralayang menjadi BUMDes, Deni sangat mendukung hal tersebut. Namun dirinya beranggapan, perlu adanya regulasi yang jelas agar dapat dikelola dengan baik.
“Supaya tidak rancu ke depan, apakah desa wisata itu masuk ke dalam BUMDes, regulasinya harus jelas,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Asosisasi Penerbang Tandem, Gendon Subandono yang juga sebagai Instruktur Paralayang Indonesia mengatakan paralayang yang sudah hampir 30 berkembang, baik dari sisi olahraga, prestasi dan kini bergeser ke pariwisata.
Menurutnya, hanya sebagian kecil yang bisa memanfaatkan paralayang, sebelum menjadi sektor pariwisata.
“Tidak hanya atlet langsung tapi juga masyarakat harus bisa menikmati sehingga dengan kedatangan wisatawan, bisa dimanfaatkan secara optimal,” tuturnya.
Menurutnya, hal itu yang harus dikembangkan oleh desa bagaimana memanfaatkan memontum atraksi paralayang menjadi sebuah kelebihan dan upaya untuk menarik sesuatu yang lain untuk kepentingan ekonomi masyarakat.
“Mungkin di sini lebih spesifik kampung wisata, sehingga lingkupnya lebih kecil namun menghasilkan lebih besar,” tutupnya. (*)
