Harian Sederhana, Bogor – Jembatan Garendong merupakan akses jalur penghubung dua wilayah, yaitu Kecamatan Rumpin dan Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. Jembatan akses vital kerap digunakan warga didua kecamatan tersebut, dibangun dan diresmikan pada era Bupati Bogor Sudrajat Nataatmaja periode1983 – 1988 silam.
Pada tahun ini, jembatan itu mendapat alokasi anggaran senilai Rp 14 milar dan dibangun oleh PT Yasuba Dwi Perkasa. Ditengah cuaca ekstrim proses pengerjaan pun berlangsung. Sayangnya, pengerjaan jembatan Garendong yang diperkirakan sudah mencapai kurang lebih 60 persen itu, ambruk lantaran diterjang air bah sungai beberapa waktu lalu.
Tentunya peristiwa itu cukup mengagetkan sejumlah pihak, terutama pihak perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut. Alhasil, proyek jembatan yang ambruk itu mendapat sorotan Komisi III DPRD Kabupaten Bogor. Ketua dan anggota komisi III yang berkaitan dengan infrastruktur tersebut meninjau lokasi ambruknya proyek jembatan Garendong, akhit pekan kemarin.
Ketua Komisi III Dewan Kabupaten Bogor, Satra Winara menjelaskan bahwa, kedatanganya bersama rombongan kelokasi ity untuk melihat langsung kondisi terbaru pasca ambruknya jembatan Garendong, penghubung Kecamatan Rancabungur dan Rumpin
“Hari ini kami ingin melihat kenapa proyek pembangunan Jembatan Garending yang anggarannya Rp 14 miliar baru ini ambruk, padahal jembatan lama yang diresmikan mantan Bupati Bogor Sudrajat Nataatmaja yang memimpin Kabupaten Bogor periode 1983 – 1988 pada saat yang sama masih kokoh berdiri,” jelas Satra kepada wartawan kemarin.
Politisi Gerindra itu meminta jawaban yang jelas kepada pihak perusahan, termasuk Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Kabupaten Bogor atas perisiwa ambruknya jembatan Garendong.
“Kalau memang mutlak diakibatkan bencana alam, mengapa jembatan yang lama masih kokoh. Kenapa hanya jembatan baru ini saja yang roboh. Ini harus dicarikan jawaban rasionalnya. Makanya kami akan tanya dulu kepada warga dan DPU-PR,” pintanya.
Dia menegaskan, Komisi III akan secepatnya memanggil Dinas PUPR Kabupaten Bogor, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Kepala UPT Jembatan, penyedia jasa PT Yasuba Dwi Perkasa dan konsultan pengawas PT Kriasa Abdi Nusantara ,
“Pemanggilan pihak – pihak terkiat agar ada penjelasan rinci dan mencari tahu kebenaran peristiwanta secara utuh, pemanggilannya akam dilakukan di awal tahun 2020,” tegas Sastra.
Patut diketahui, proyek pembangunan Jembatan Garendong ambruk terkena air bah Sungai Cisadane Jumat (6/12) malam, saking derasnya arus air bah tersebut bahkan kontruksi baja jembatan pun terbawa arus hingga sejauh 500 meter dari lokasi pembangunan. Tukasnya. (*)









