Harian Sederhana, Bekasi – Ratusan pedagang Mega Hypermall ricuh. Insiden itu dipicu sikap cuek pihak managemen pusat perbelanjaan yang berlokasi di Jalan A Yani, Kota Bekasi akan sikap para pedagang menyikapi kondisi saat ini.
Para pedagang dalam aksinya sempat marah kepada dua perwakilan managemen yang datang menemui mereka.
Kemarahan terlebih memuncak, setelah mendengar pengakuan pihak managemen akan hingga saat ini belum menerima surat dari para pedagang.
Seperti dikatakan oleh pedagang Hari, surat yang dikirimkan sejak Jumat, (19/3) lalu hingga kini tidak mendapat respon.
Surat yang dikirimkan kata dia, guna menanyakan kejelasan operasional pedagang menyikapi persoalan yang terjadi saat ini, yakni virus corona.
“Kita menanyakan apakah pedagang harus buka atau tutup,” ungkap Hari saat ditemui Harian Sederhana, Senin, (23/3).
“Jika harus tetap buka, maka pedagang minta discount sebesar 70 persen. Itu pun tidak gratis, untuk bayar karyawan namun pihak manajemen tidak merespon,” kata Hari.
Hari meyakini manajemen bahwa masalah COVID-19 sudah mendunia bukan saja di Kota Bekasi saja.
“Kejelasan jika bekerja di rumah otomatis MBH sepi, maka Ikatan Keluarga Pedagang Mega Bekasi Hypermall mendampingi para pedagang minta kalau pun buka pintu dijaga dengan alat sanitasi, tapi tidak direspon manajemen,” tambah Hari didampingi Rizky Alfan sebagai Ketua Ikatan Keluarga Pedagang MBH.
Padahal menurut Hari, Mall Harapan Indah para pedagang libur mulai tanggal 24 Maret hingga 17 April 2020.
“Itupun inisiatif dari masing-masing manajemen dengan kompensasi 50 persen. Herannya manajemen MGH tak melakukan itu,” tandas Hari kesal. (*)









