Harian Sederhana, Bogor – Untuk menganalisis penyebaran covid-19 pada moda transportasi publik Ratusan penumpang dan petugas commuterline di Stasiun Bogor dilakukan sweb test dengan pengambilan spesimen yang dilakukan secara acak.
Kegiatan tersebut dipantau langsung Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim dan sejumlah jajaran muspida serta gugus tugas covid-19 Kota Bogor. “Kita dibantu Pemprov Jawa Barat melakukan tes swab di Stasiun Bogor,” kata Dedie.
Menurutnya, total yang diambil spesimennya ada 350 orang. Hasilnya nanti akan diketahui dalam 3-4 hari. Dari hasil tes ini nantinya akan dilihat apakah perjalanan KRL ini berisiko Covid tinggi atau rendah.
“Kemudian bisa menjadi dasar untuk kemudian menentukan arah kebijakan,” ungkap orang nomor dua di Kota Bogor itu.
Ia menambahkan, random test seperti ini juga masuk ke dalam salah satu catatan dan permintaan lima daerah di Bogor, Depok dan Bekasi yang menginginkan adanya rapid test.
Para penumpang transportasi publik di sweb secara acak untuk menjaring penumpang yang terindikasi sebagai karier atau pembawa virus.
“Kita harapkan tentunya risiko semakin rendah, penumpang juga semakin sadar social atau physical distancing. Di Kota Bogor sendiri kurvanya landai tapi penumpang KRL itu kan saling terintegrasi,” ungkapnya.
Diakuinya, Bogor tidak berdiri sendiri. Jabodetabek saling terkait satu sama lain, jadi satu kesatuan atau episentrum. Intinya semua wilayah di bodebek harus bersama-sama untuk atasi covid.
“Bagi kami yang penting kita lakukan bersama-sama langkah secara terus-menerus untuk menekan penyebaran covid,” tambahnya.









