Menu

Mode Gelap
Senin, 15 Desember 2025 | 21:24 WIB

Hot News

Sehari Bersama Irjen Pol Gatot Eddy Pramono : Satgas Nusantara, Perangi Hoax, Jaga Persatuan Bangsa

badge-check


					Kepala Satgas Nusantara, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono. (FOTO : Harian Sederhana) Perbesar

Kepala Satgas Nusantara, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono. (FOTO : Harian Sederhana)

Harian Sederhana – Untuk mendinginkan isu-isu yang berkaitan dengan pemilu, Polri membentuk Satuan Tugas (Satgas) Nusantara. Satgas ini sendiri sebenarnya sudah dibentuk saat pelaksanaan pilkada serentak di tahun 2018.

Tujuan dari terbentuknya satgas ini sendiri adalah agar tidak terjadi situasi yang memanas dan menjadi pendingin dalam meredam isu-isu yang terjadi selama pemilu tidak sampai ramai dan meledak.

Satgas Nusantara sendiri mengutamakan pendekatan soft approach untuk mendinginkan suasana. Untuk di Pemilu 2019 sendiri, Satgas Nusantara sangat aktif dalam menjalankan perannya terutama dalam menangkal hoaks hingga kampanye yang berbau suku, agama, ras dan antar golongan atau SARA.

Pada kesempatan ini, Harian Sederhana mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang Inspektur Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono selaku Kepala Satgas Nusantara. Pria yang menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya ini juga menerangkan sejumlah hal seputar kiprah Satgas Nusantara selama Pemilu 2019.

Ingin tahu sepak terjang Satgas Nusantara, berikut petikan wawancara Harian Sederhana dengan Kepala Satgas Nusantara, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono.

  1. Bagaimana awal terbentuknya Satgas Nusantara?

Satgas Nusantara muncul atas gagasan Pak Kapolri. Kenapa dibentuk, awalnya melihat kondisi politik nasional terutama saat Pilkada DKI Jakarta yang terlihat politik identitas begitu menguat. Apabila ini dibiarkan, tentunya kita yang beragam suku, agama dan ras bisa menimbulkan konflik yang besar lagi, sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa.

  1. Dimana saja keberadaan Satgas Nusantara?

Tiap Polda ada ketuanya, yaitu Wakapolda. Keberadaan satgas ini sendiri juga sampai di tingkat Polres dan semua bekerja sampai kita hitung apa yang dikerjakan satgas dibuatkan ranking. Kita akan evaluasi lagi.

  1. Apa fungsi terbentuknya Satgas Nusantara?

Fungsi utama satgas ini adalah mengatasi berbagai potensi konflik yang terkait isu provokatif dan sensitif diantaranya SARA. Caranya kita bentuk sub satgas yang ada namanya seperti sub satgas manajemen sosial. Sub satgas ini tugasnya lebih kepada tugas intelijen memantau fenomena yang ada. Ada juga sub satgas manajemen media yang memantau informasi di media sosial.

Misalnya ada di media sosial maupun konvensional lalu bagaimana caranya untuk menetralisir informasi yang beredar tersebut. Kemudian ada sub satgas kemitraan agar masyarakat tidak terlalu jenuh dengan hal-hal berbau politik, tapi kita berikan pencerahan seperti kegiatan keagamaan. Seperti mengadakan pengajian, istigosah dan lain sebagainya untuk umat muslim, begitu juga dengan umat beragama lainnya.

  1. Seberapa jauh peranan Satgas Nusantara dalam perang melawan hoaks?

Syukur alhamdulillah, sampai sekarang berita hoaks masih ada namun kita tekan terus kalau tidak ditekan melakui tim itu akan menyebar hingga menyebabkan konflik. Nah, indikatornya konflik hampir tidak ada sehingga kinerja satgas ini berjalan namun memang masih harus dikontrol.

  1. Bagaimana kiprah Satgas Nusantara di Pemilu 2019?

Kita bisa lihat Satgas Nusantara itu sebagai cooling sistem di tengah masyarakat melaksanakan kontestasi politik yang melahirkan polarisasi masyarakat yang apabila dibiarkan akan menyebabkan konflik sosial, ini yang tidak boleh terjadi. Nah, cara mendinginkannya seperti apa, melalui sub satgas yang tadi dijelaskan.

Mekanismenya dengan mendatangi tokoh masyarakat, menghimbau persatuan dan kesatuan, meminimalisir politik identitas, di medsos kita buat meme yang sejuk, talkshow di radio, tulisan di baliho kalau ada yang menyampaikan provokasi. Kita ajak juga mendinginkan untuk buat spanduk, kita masuk ke semua lini jadi bukan kita sendiri ada masyarakat, rekan TNI, alim ulama seluruh komponen masyarakat.

  1. Tindakan apa yang diambil oleh Satgas Nusantara dalam menghadapi Pemilu 2019?

Polri melakukan pendekatan preventif dan berusaha menggandeng semua tokoh dalam mengamankan pilpres 2019. Tokoh yang dimaksud antara lain tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Tentara Nasional Indonesia. Kami akan hadir di tengah masyarakat. Negara hadir di tengah masyarakat untuk menyampaikan mari kita berpesta demokrasi, bersaing dengan santun, dengan sehat.

  1. Kekompakan Satgas dengan tokoh masyarakat sendiri seperti apa?

Makanya tokoh nasional turun ke daerah, mereka menggelorakan jaga persatuan dan kesatuan, politik ini adalah sarana lima tahun sebagai memilih pemimpin bangsa dan calon legislatif jangan karena politik ini memperpecah persatuan dan kesatuan. Berbeda adalah hal yang wajar dalam demokrasi. Namun, jangan sampai karena perbedaan itu kita menjadi terpecah belah. Apalagi sekarang bergerak terus, pemilu kan sudah usai ayo kita jalin terus persatuan dan kesatuan.

  1. Apakah Satgas Nusantara mendapatkan temuan?

Saya kira kita bekerja bersama Pak Kapolri, beliau memberikan masukan untuk mencegah karena pencegahan lebih baik dibandingkan harus penegakkan hukum. Beliau mengatakan lebih baik kita bekerja sampai berdarah terlebih dahulu daripada harus menghadapi kondisi yang panas.

  1. Adakah himbauan dari Satgas Nusantara menjelang tahapan akhir Pemilu 2019?

Kita himbau yang dekat-dekat ini, terkait pemilu kita bersama menciptakan situasi yang kondusif dan sejuk. Tunggu hasil pemilu yakni pengumuman KPU pada tanggal 22 Mei 2019. Bila ada yang tidak puas setelah pengumuman resmi tentu mekanismenya sudah jelas.

Kalau tidak puas dengan hasil pemilu ada Mahkamah Konstitusi, terkait dengan pelanggaran pemilu ada Bawaslu RI, bila ada yang tidak netral dengan petugas penyelenggaraannya kan ada DKPP. Karena bangsa Indonesia adalah bangsa beradab, kita sudah memutuskan jalan hidup negara ini dengan demokrasi, patuhi itu. Dalam demokrasi itu memilih pemimpin bangsa melalui pemilu yang jujur, adil, langsung, umum, bebas, dan rahasia.

Kepada pemenang tidak perlu ada euforia, bagi yang kalah tentu ada waktu nanti kalau perlu ikut kontestasi lagi, kalau tidak puas ada mekanismenya. Berbeda dalam demokrasi itu wajar tapi kalau sudah selesai mari bersalaman lagi untuk menjaga bangsa ini. Kalau sudah sejuk bangsa ini sampai kapanpun akan tetap eksis.

Dan kita adalah salah satu negara yang mampu berkiprah di dunia Internasional. Karena berdasarkan prediksi kita akan menjadi negara nomor lima dalam hal perekonomian terbesar di tahun 2045, di tahun 2050 mungkin akan di urutan keempat. Syaratnya ada dua yakni stabilitas politik dan keamanan stabil, pertumbuhan ekonomi tinggi. Harus dijaga dan disadari, mulai dari menjaga persatuan, semaikan persaudaraan.

(*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Miris! 53.465 Buruh se-Jawa Barat ‘Nganggur’

9 April 2020 - 04:41 WIB

Ratusan Pegawai Ramayana Terkena PHK Ditengah Pandemi Covid-19

8 April 2020 - 02:28 WIB

JABODETABEK Bersiap Lockdown

30 Maret 2020 - 07:46 WIB

Publikasi Program dan Kegiatan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor Tahun 2020 Dalam Rangka Kegiatan Sosialisasi Pencegahan Penyebaran Virus Corona (COVID-19) Dan Penyemprotan DBD

28 Maret 2020 - 16:57 WIB

Komisi V DPR Marah : Diajak Rapat Soal Banjir, 3 Gubernur Mangkir

27 Februari 2020 - 07:58 WIB

Trending di Headline