Harian Sederhana, Bogor – Di tengah kondisi yang serba tidak menentu akibat Covid 19, sejumlah sekolah swasta di Kota Bogor, mulai menjerit. Pasalnya, lembaga pendidikan tersebut tidak bisa membayar gaji para guru.
Karena, sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) dari orangtua murid belum pada masuk. Sementara, biaya operasional sekolah sangat dibutuhkan.
Seperti diakui Kepala SMP PGRI 16 Kota Bogor, Pandi Santoso, ketika ditemui Harian Sederhana, di sekolahnya, Jalan Cermai Ujung, Kecamatan Bogor Utara, Sabtu (2/5). Ia mengaku sudah kewalahan untuk membayar guru-guru yang mengajar di tempatnya, saat masa pandemi virus corona (Covid-19).
Apalagi, lanjut Pandi, sejak diberlakukannya belajar di rumah, sekolah tidak memiliki penghasilan selama dua bulan ini. Pasalnya, pembayaran SPP di sekolahnya dilakukan per bulan. “Kalau tidak belajar dari rumah, SPP pasti masuk tiap bulan. Jadi, kalau enggak sekolah ya enggak bayar,” ujarnya.
Ia mengaku tak bisa memaksakan orangtua siswa membayar SPP karena kebanyakan dari mereka merupakan warga menengah ke bawah. Jadi Pandi tidak bisa memaksa karena penghasilan mereka tak menentu. “Keadaan keadaan ekonomi orangtua siswa juga ikut terdampak dengan kebijakan pembatasan sosial di tengah wabah virus corona,” tambahnya.
Namun dirinya menyadari bahwa operasional sekolah cukup besar, di antaranya untuk membayar gaji para guru, jika SPP tidak dibayarkan honor tenaga pendidik tersebut akan sulit dibayarkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bogor, Fahrudin ketika dihubungi Harian Sederhana, meminta kepada pihak sekolah menjalin komunikasi dengan orangtua murid, soal pembayaran SPP di tengah COVID-19.
“Saya juga memakluminya, apalagi di saat ini, sekolah swasta khususnya, sangat membutuhkan dukungan dari orangtua murid untuk operasional sekolah, terutama untuk membayar honor guru. Jadi, saya berharap, agar sekolah meningkatkan komunikasi dengan orangtua murid,” imbunya. (*)









