Menu

Mode Gelap
Selasa, 16 Desember 2025 | 10:43 WIB

Bogor

Siswa di Pengungsian Belajar Tanpa Seragam dan Alat Tulis

badge-check


					Anak-anak korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Nyungcung, Desa Cisarua, Nanggung, Kabupaten Bogor. Perbesar

Anak-anak korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Nyungcung, Desa Cisarua, Nanggung, Kabupaten Bogor.

Harian Sederhana, Nanggung – Prihatin. Inilah yang dirasakan saat menyaksikan anak-anak korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Nyungcung, Desa Cisarua, Nanggung, Kabupaten Bogor.

Senin (6/1/2020) merupakan hari pertama masuk sekolah. Tetapi karena terkendala kondisi cuaca, terpaksa sekolah dimulai hari berikutnya, Selasa (7/1/2020).

Seperti diketahui, seluruh warga Kampung Nyungcung mengungsi akibat banjir bandang dan longsor.

Apabila siswa-siswa di seluruh Indonesia mungkin menuju ruang kelas dengan ceria, sebagian mungkin mendapatkan fasilitas baru, tidak bagi anak-anak korban bencana Kampung Nyungcung . Mereka harus bersekolah dengan fasilitas seadanya.

Beruntung, tempat pengungsian berada di salah satu gedung sekolah di desa tetangga, yaitu SMPN Satu Atap, Legok Kiara, Desa Cisarua, Nanggung, Kabupaten Bogor.

Siswa SDN Malasari 2 kemudian dipersilakan mereka untuk menggunakan salah satu ruang kelas. Eka Gunawan, Guru Kelas 3 SDN Malasari 2 mengatakan, baru hari Selasa (7/1/2020) siswa-siswa dianjurkan masuk sekolah. Itu pun tidak seluruh siswa.

“Yang berkenan saja, tak bijak jika siswa-siswa sudah diharuskan untuk masuk sekolah. Mengingat mereka seluruhnya adalah korban dari longsor. Seluruh warga Nyungcung meninggalkan rumah dan kampungnya. Sudah tidak ada aktifitas sama sekali di sana. Termasuk sekolah juga terkena dampak,” ucap Eka dalam siaran pers yang dikirim Dompet Dhuafa, Rabu (8/1/2020).

Selain itu, tempat pengungsian warga Kampung Nyungcung juga tidak satu tempat. Sebagian besar memang mengungsi di SMPN Satu Atap Legok Kiara, namun sebagian lagi mengungsi di tempat lain seperti ke rumah saudaranya.

Selain tidak mewajibkan masuk sekolah, kepala sekolah juga tidak mewajibkan berseragam maupun membawa alat tulis. Alasannya sama, tidak bijak jika harus mewajibkan lengkap seluruhnya.

Meski begitu, siswa-siswa tetap terlihat bersemangat masuk sekolah. Dari total 194 siswa, sebanyak 72 siswa hadir mengikuti sekolah hari pertama sekolah. Jumlah tersebut bisa bertambah jika siswa yang mengungsi di tempat lain juga datang.

“Pihak sekolah juga belum bisa menjanjikan adanya pengajaran materi sekolah pada hari ini maupun beberapa hari ke depan. Sementara hari ini kegiatan belajar mengajar (KBM) diisi dengan aktifitas keceriaan. Seperti hiburan, bernyanyi, bercerita dan lainnya. Selagi menunggu hasil rapat dewan guru hari ini,” tegas Eka. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Jaringan Dealer ke 53 Chery Ada Kota Bogor, Ini Lokasinya

19 Agustus 2025 - 16:38 WIB

Program Skrining Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Kota Depok Dimulai Februari 2025

13 Januari 2025 - 10:58 WIB

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan.

Angka Kehamilan di Bogor Tinggi Saat Pandemi Covid-19

4 Juni 2020 - 02:56 WIB

Beras Bansos di Gunung Putri Kurang Berkualitas

3 Juni 2020 - 22:40 WIB

Jalur Puncak Berlapis Sekat TNI, Polisi dan Dishub

3 Juni 2020 - 22:34 WIB

Trending di Bogor