Harian Sederhana, Bogor – Anggota DPRD Kota Bogor asal Partai Amanat Nasional (PAN) Safrudin Bima mengatakan, untuk mencetak generasi cerdas dan handal, Kampus Menarasiswa menjalin kerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA).
Menurut ketua DPD PAN kota hujan itu, hal tersebut bertujuan untuk memberi keringanan biaya bagi warga yang ingin menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Safrudin mengaku, hal itu adalah inovasi untuk dapat memberi manfaat bagi orang lain. Dan dirinya hanya menjembatani dengan pihak perguruan tinggi.
“Ya, karena masih banyak generasi muda yang belum masuk kampus,” ujar Safrudin usai melakukan pertemuan dengan perwakilan STIA Menarasiswa dan warga Tanah Sareal di Fraksi Amanat Nurani Rakyat DPRD Kota Bogor, Minggu (15/9).
Safrudin mengatakan, saat ini terdapat 16 warga asal Tanah Sareal yang teedaftar sebagai mahasiswa D3 di STIA Menarasiswa.
“Mereka ini kan tergabung dalam Korsa (Komunitas Relawan Safrudin). Tapi dari kecamatan lain juga banyak yang ikut di program ini. Ya, kurang lebih ada puluhan mahasiswa yang sudah lulus,” jelasnya.
Ia berharap, dengan adanya program ini, generasi muda yang berasal dari keluarga biasa akan menjadi generasi luar biasa. Sehingga mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan Kota Bogor dan Indonesia.
“Saya selalu berbicara jangan jadikan keterbatasan sebagai penghalang untuk menjadi luar biasa,” tambahnya.
Safrudin juga menambahkan bahwa saat ini, ia sedang mengajukan diri sebagai dosen luar biasa di STIA Menarasiswa. “Karena saya adalah orang akademis, jadi nggak bisa jauh-jauh dari kampus,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I Bidang Akademik STIA Menarasiswa, Saprudin mengatakan bahwa kerjasama tersebut sama sekali tidak mengandung unsur politik.
Namun kata dia, hal ini adalah bentuk coorporate social responsibility (csr) dari kampus untuk meningkatkan sumber daya manusia, khususnya di Kota Bogor.
“Kami memberikan keringanan biaya bagi warga yang mengambil program study D3. Ini adalah bentuk csr kami bagi masyarakat, agar meningkatkan sumber daya manusia,” pungkas Saprudin. (*)









