Menu

Mode Gelap
Jumat, 5 Desember 2025 | 18:56 WIB

Opini Bisnis

Stunting

badge-check


					Stunting Perbesar

Harian Sederhana Permasalahan stunting atau gizi buruk pada anak masih menjadi hal yang sorotan di Indonesia, tak terkecuali di Kota Depok. Karenanya, perlu dukungan dari seluruh lapisan masyarakat termasuk perangkat daerah atau PD yang ada di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.

Kondisi stunting disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan asupan nutrisi selama 9 bulan saat anak di dalam kandung ibu atau selama masa pertumbuhan kritis, yaitu 1.000 hari pertama dalam hidup anak.

Gawatnya, kekurangan gizi pada masa kanak-kanak berkonsekuensi bukan saja di usia kecil anak, tetapi berdampak pada sepanjang hidupnya. Stunting memengaruhi kapasitas belajar pada usia sekolah, nilai dan prestasi sekolah, upah kerja pada saat dewasa, risiko penyakit kronis seperti diabet, morbiditas dan mortalitas, dan bahkan produktivitas ekonomi.

Pemerintah menyadari betul persoalan ini dan telah menjadikan penanggulangan stunting sebagai prioritas nasional. Di bawah pengarahan langsung Presiden dan Wakil Presiden, pemerintah mencanangkan program percepatan penanggulangan stunting melalui Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (Stranas Stunting) 2018-2024, yaitu sebuah strategi jangka panjang terintegrasi yang mengedepankan konvergensi upaya intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

Penanganan stunting dilakukan dengan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan organisasi kemasyarakatan, dan pada tahun 2019 difokuskan di 160 kabupaten/kota prioritas.

Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa pada 2018 prevalensi balita yang mengalami stunting sebesar 30,8 persen, atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia. Upaya pemerintah menanggulangi stunting telah cukup membuahkan hasil.

Data Riskesdas menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir angka prevalensi stunting turun cukup signifikan dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018.
Namun demikian, target yang ditetapkan pemerintah dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2014-2019), yakni menurunkan prevalensi stunting menjadi 29 persen di tahun 2018 dan 28 persen di tahun 2019, belum tercapai.

Untuk di Kota Depok sendiri, fenomena stunting masih menjadi pekerjaan rumah. Karenanya, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan harusnya lebih masif dalam memberikan edukasi untuk masyarakat. Edukasi ini soal manfaat ikan, sayur, telur, dan makanan bergizi lainnya untuk anak-anak.

Selama ini DKP3 Kota Depok telah melakukan berbagai upaya pencegahan stunting. Bahkan, secara rutin mengadakan gebyar Gerakan Intensif Minum Susu dan Makan Telur (Gerimis Telur) untuk mengimbangi gizi anak.

Penanganan stunting harus memerlukan partisipasi orang tua. Oleh karena itu, orang tua harus diberi pemahaman tentang asupan gizi sehingga masalah stunting di Kota Depok dapat diminimalisir sejak dini.

Penanganannya selain orang tua, bagi yang tidak mampu, harus ada pelibatan dari Dinkes, DPAPMK, RT/RW, lurah setempat, juga Dinas Sosial, sehingga penanganan stunting dapat lebih intensif. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Sal Dan Silpa: Perdebatan Imaginatif Sri Mulyani Dan Purbaya

25 September 2025 - 17:12 WIB

Pentingnya Sabar

4 Juni 2020 - 08:20 WIB

New Normal, Saatnya Jokowi Percepat Agenda Politik

2 Juni 2020 - 17:00 WIB

Pancasila dan Pandemi

2 Juni 2020 - 14:55 WIB

Idul Fitri yang Berbeda

2 Juni 2020 - 07:11 WIB

Trending di Opini Bisnis