Menu

Mode Gelap
Selasa, 16 Desember 2025 | 09:31 WIB

Sukabumi

Tangkal Paham Radikalisme Melalui Halaqoh Kebangsaan

badge-check


					kegiatan Halaqoh Kebangsaan di Aula Ponpes Global Insani Mandiri (GIM), Nanggerang, Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Perbesar

kegiatan Halaqoh Kebangsaan di Aula Ponpes Global Insani Mandiri (GIM), Nanggerang, Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

Harian Sederhana, Sukabumi – Majelis Wakil Cabang (WMC) Nahdlatul Ulama Cicurug, Kabupaten Sukabumi menggelar kegiatan Halaqoh Kebangsaan di Aula Ponpes Global Insani Mandiri (GIM), Nanggerang, Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Minggu (23/2).

Kegiatan mengusung tema “Meneladani sifat rahmatan lil’allamin menangkal segala bentuk paham Ekstrimisme, Radikalisme dan Intoleransi yang mengancam kerukunan umat”

Turut hadir dan menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut sejumlah pengurus NU Kabupaten Sukabumi, pimpinan sejumlah pasantren, Budayawan, Kepolisian dan praktisi pendidikan.

Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Sukabumi KHR Rahmat Fauzi, didepan peserta Halaqoh Kebangsaan memaparkan bahwa agama dalam bahasa sederhana yakni, Penghargaan dan penghormatan.

“Tujuan misi Islam secara garis besar ada dua, yakni misi ketauhidan (Monotheisme) dan satu lagi misi alam semesta berikut isinya atau disebut juga rahmatan lil’ alamin,” papar Rahmat yang juga pengasuh Ponpes Alhasaniyah Sukabumi.

Lanjut dia, paham radikalisme bisa memapar siapa saja baik itu kalangan Agamawan, ASN, Kaum milenial dan masyarakat. Untuk dapat selalu menjaga kerukunan umat, harus meneladani kisah Rosulullah Muhammad SAW yang merintis kehidupan berbangsa dan Bernegara pada 14 abad lalu 622 M di Yastrib.

Menurutnya, Madinah dibangun atas dasar penghargaan terhadap kebhinekaan agama, suku dan tradisi dan prinsip tersebut tertuang dalam, konstitusi Negara Madinah yang dikenal dengan Piagam Madinah.

“Subtansi Piagam Madinah tersebut, merupakan refleksi atas rekonsiliasi antar etnis dan agama. Guna.membangun pranata sosial masyarakat yang damai aman dan sentosa bebas dari intimidasi dan Penindasan,” bebernya.

Kabid Bina Ideologi Wasbang dan Ormas Kesbangpol Kabupaten Sukabumi, Edyatna Susila menerangkan sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bertugas untuk menciptakan kondusifitas wilayah.

“Radikalisme merupakan tindakan yang menghendaki perubahan secara cepat. Antispasinya, dengan cara menggunakan forum -forum untuk menciptakan kondisi dan meminimalkan gesekan yang ada di masyarakat,” tandanya.

Penyebabnya dari berbagai faktor seperti sipat ego sectoral dan itelektual. Sikap yang lebih mengedepankan perbadaan ketimbang persamaan ini menjadi akar penyebab radikalisme, ekstimisme dan intoleransi.

“Masyarakat kita beragam, tentu ada perbedaan baik dalam pendidikan, budaya agama. Kalau tidak dikelola dengan baik akan timbul gesekan,” tegasnya.

Sementara Agung Priyaguna Irfan selaku budayawan menilai setiap suku di Indonesia mempunyai nilai kearifan lokal. Benang merahnya, kata dia, antar suku merulakan kristalisasi nilai luhur dari budaya suku bangsa menjadi pancasila.

“Radikalisme memapar kalangan yang tidak memilki orientasi spritual. Karena pencapaian spritual itu adalah ahlak,” kata dia.

Dalam penelaahan, litelatur peninggalan leluhur kita mempunyai mental kuat dan memilki orientasi spritual/keilahian.

Salah satunya lanjut dia, konsep Siliwangi tentang silih asah asih dan asuh menuju kesolehan sosial. Indonesia adalah bangsa yang beragam terdiri dari berbagai suku bahasa.

“Dasar toleransi sudah ada, karena bangsa kita sadar bahwa kita beragam bersatu dengan konsep pancasila,” pungkasnya. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Penderita Thalasemia Bersama PNS Ikuti Rapid Test

3 Juni 2020 - 22:09 WIB

Jalin Sinergitas Jaga Kondusifitas jelang New Normal

3 Juni 2020 - 22:05 WIB

Pemkab Sukabumi Resmi Perpanjang PSBB

2 Juni 2020 - 15:13 WIB

Pemkab Sukabumi Resmi Perpanjang PSBB

20 Mei 2020 - 12:36 WIB

Bupati Wanti-wanti, Ada Potongan Duit BLT

20 Mei 2020 - 12:00 WIB

Trending di Sukabumi