Harian Sederhana, Bekasi – Selain Virus Corona, wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) juga ikut merebak di sejumlah daerah, seperti di Kota Bekasi. Kondisi itu, terlebih saat musim penghujan ini.
Sejumlah langkah antisipasi pun dilakukan, salah satunya, seperti yang dilakukan pihak Puskesmas Kranji, yakni dnegan menurunkan kader Jumantik.
Kepala Puskesmas setempat, dr. Nita Purnomo mengaku, diturunkan kader Jumantik bertujuan untuk memantau titik-titik lokasi berpotensi menjadi tempat bersarangnya nyamuk.
Selain itu, pihak Puskemas juga melakukan sosialisasi dan pengajaran pembuatan Ovitrap kepada masyarakat, dimana hal itu berguna untuk menangkap nyamuk.
Dengan membuat Ovitrap dirumah kata dr Nita Purnomo, diharapkan bisa menurunkan kejadian demam berdarah di wilayah Kranji.
“Pembuatan ovitrap, gerakan PSN, dan satu rumah satu jumantik, diharapkan bisa menekan angka kejadian demam berdarah, mengingat tahun ini masuk siklus tinggi demam berdarah, karena curah hujan tinggi,” kata dr. Nita, saat ditemui Harian Sederhana, Selasa, (16/3).
Kedepannya sambung dia, masyarakat bisa memberantas nyamuk DBD itu di rumah masing masing.
“Karena pencegahan harus dimulai dari tingkat bawah. Bisa dimulai dari puskesmasnya. Maka dari itu, kami terus tingkatkan dan konsisten tidak pernah lengah,” ujarnya.
dr. Nita juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan fogging untuk pemberatasan nyamuk. Karena, kata ia fogging bukan tindakan pencegahan dan tidak efektif memberantas nyamuk DBD.
Malahan fogging sendiri lanjutnya, memiliki efek samping untuk kesehatan. Selain biaya yang lumayan mahal.
“Justru ujung tombak dari memberantas nyamuk demam berdarah itu adalah gerakan PSN pemberantasan sarang nyamuk, gerakan satu rumah satu jumantik artinya tiap rumah memiliki kesadaran untuk menjaga dirumahnya sendiri2 dari nyamuk DBD dengan cara 3M ( mengubur, menutup, menguras) air ditempat bersarangnya nyamuk aedes aegypti,” pungkasnya. (*)









