Harian Sederhana, Cikarang Pusat – Meikarta kini kembali menjadi sorotan. Setelah sebelumnya menjadi bahan pergunjingan soal kasus suap pengurusan perizinan proyek, kini giliran soal dugaan adanya ribuan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang bekerja di Meikarta disorot.
Dugaan ini mencuat selepas adanya temuan ketika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kala melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap para Warga Negara Asing (WNA) yang bekerja di Kabupaten Bekasi.
Anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Budianto menuturkan, dugaan adanya TKA ilegal ini ditemukan saat dirinya, Dinas Ketenagakerjaan, dan Dinas Kesehatan, didampingi polisi dan Kodim hendak memeriksa kesehatan pekerja asing di kawasan itu.
“Kita saat itu awalnya hendak melakukan pemeriksaan melatih pihak pengelola Meikarta terkait corona ini, kita berharap bahwa para pekerja China itu bisa diidentifikasi oleh pemerintah daerah. Ternyata saat kami ke lapangan, ini berbeda,” tuturnya seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (11/02).
Kecurigaan muncul saat proses pemeriksaan, pihak Meikarta seperti menyembunyikan para TKA China tersebut. Pasalnya, dari data yang dimiliki oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, ada 260 TKA China proyek Meikarta. Konon data tersebut juga sama seperti yang dimiliki oleh Imigrasi setempat.
Namun, saat pemeriksaan virus corona hanya 100 TKA China saja yang terdapat di mess. Kemungkinan TKA China lainnya sudah kabur ke hotel maupun ke lokasi lain. Tapi, kata dia, berdasarkan data Disnaker itu ada 260 TKA China di Meikarta.
“Tapi mereka ngaku hanya ada tujuh. Tapi berdasarkan prediksi dan investigasi jumlahnya bisa mencapai 3.000,” ungkapnya
Budiyanto menjelaskan, Meikarta saat ini membangun 15 tower, sehingga tidak mungkin jika hanya dikerjakan oleh 10 atau 260 TKA saja. “Ini prediksi dan investigasi, Meikarta ini lagi bangun 15 tower. Hitung saja, masa 10 orang yang mengejakan. Saya juga kan cari info. Satu tower itu bisa dikerjakan 200 orang,” jelasnya.
Budiyanto mendesak Meikarta membuka diri, sebab jika benar ada ribuan TKA China artinya masih banyak dari mereka yang belum dilakukan pemeriksaan virus corona. Di luar persoalan TKA China ilegal, agar seluruh TKA China yang ada dapat segera dilakukan pemeriksaan.
Hal itu dikarenakan menimbulkan rasa khawatir warga atas penyebaran virus Corona. Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bekasi memastikan Tenaga Kerja Asing (TKA) China di wilayahnya bebas virus corona. Hal itu menyusul atas upaya pemeriksaan dan pengecekan terhadap TKA China di Kabupaten Bekasi.
Masih dilansir dari Kompas.com, Suhup selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi mengaku pihaknya akan menindaklanjuti adanya dugaan tenaga kerja illegal yang bekerja di proyek Apartemen Meikarta. Sebab, ia tak memungkiri bahwa ada beberapa pekerja proyek Apartemen Meikarta itu yang masih belum berizin.
“Tidak (tidak semua WNA yang bekerja di proyek Meikarta yang ilegal). Karena memang pas kami ke Meikarta dapat informasi bukan hanya pekerja supervisor saja, tapi pekerja kasar juga ada yang orang China, makanya kami mau telusuri itu,” kata Suhup.
Suhup mengatakan, pihaknya telah memeriksa kesehatan 83 dari 267 pekerja China yang mengerjakan proyek Meikarta menurut catatan Disnaker Kabupaten Bekasi. Pengerjaan proyek Meikarta itu menggunakan jasa kontraktor, China Construction.
Hal itu dilakukan untuk mencegah merebaknya virus corona. Pengecekan kesehatan itu, kata Suhup, pun bertahap. Sebab, ada beberapa tenaga kerja asing (TKA) proyek Meikarta yang masih berlibur dan belum ada di mess atau tempat penginapan.
“Jadi memang bertahap. Selama dua hari itu 83 orang yang diperiksa, kami emang nanti kesana lagi bertahap,” kata Suhup.
“Memang pekerja China itu ada yang belum pulang karena bebarengan dengan libur Imlek. Itu yang kita jaga, kita ingatkan dan kita antispasi bukan hanya kepada Meikarta termasuk kepada perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan TKA khususnya China,” tutur dia. (*)









