Harian Sederhana, Sukabumi – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi terus menggenjot terbentuknya Program kampung iklim sejak dicanangkan 2012 lalu. Minimal, ada satu RW dalam setiap Kelurahan yang menjadi kampung iklim. Tujuannya, untuk mengantisipasi perubahan iklim.
Hal itu diungkapkan Kasi Kemitraan dan Peningkatan Kapasitas pada DLH Kota Sukabumi, Jarry Nugraha setelah pembukaan sosialisasi Proklim (Program Kampung Iklim) kemarin.
“Salahsatunya menyiapkan beberapa program, sari mulai antisipasi perubahanniklim hingga menyiapkan ketahanan pangan,” katanya.
Seiring perkembangan zaman, tambah Jerry, kegiatan bercocok tanam pada masa kini tidak lagi membutuhkan lahan yang luas. Banyak teknik dan sistem yang dapat digunakan, diantaranya hidroponik dan sistem menanam menggunakan media barang bekas.
“Seperti di Kelurahan Baros, warga yang bercocok tanan dengan media bekas kemasan minyak goreng,” imbuhnya.
Selain ketahanan pangan, masyarakat juga harus melakukan antisipasi dampak perubahan iklim berupa bencana alam. Misalkan, mengantisipasi banjir dengan pembuatan lubang biopori di sekitar rumah.
“Masyarakat Proklim akan sangan siap dengan berbagai dampak dari perubahan iklim yang dapat terjadi sewaktu – waktu,” tandasnya.
Karena menurutnya, saat ini perubahan iklim sudah tidak dapat diprediksi. Sehingga, dengan program kampung iklim ini masyarakat Kota Sukabumi dapat mengantisipasi dengan dampak perubahan iklim tersebut.
“Salahsatu antisipasi perubahan iklim, seperti dampak banjir bisa diatasi dengan memperbanyak lubang biopori,” sarannya.
Seperti sebuah kampung proklim di Jawa Timur, menamai dirinya kampung biopori karena dulunya kampung ini sering kebanjiran.
“Sekarang kampung tersebut menjadi kampung iklim, jauh dari banjir dengan sistem lubang biopori tersebut” kata dia.
Program yang dijalankan di Kota Sukabumi sejak 2012. Kota Sukabumi telah melahirkan beberapa RW yang menjadi juara Proklim antara lain RW 15 Kelurahan Karangtengah, RW 04, Kelurahan Gunungpuyuh, RW 10 Kelurahan Cikundul, dan RW 06 Kelurahan Nanggeleng.
Tiap tahun pihaknya mentargetkan bisa membentuk dua sampai tiga RW Proklim. Kami juga menyelenggarakan Program Wimala Rajasa yang merupakan program ramah lingkungan.
“Dari program ini, para juaranya maju juga ke lomba Proklim,” pungkasnya. (*)









