Harian Sederhana, Depok –Setiap umat muslim berkeinginan pergi ke tanah suci Mekkah. Pelaksanaan ibadah rukun Islam ke lima ini sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Menunaikan ibadah haji dimaksudkan adalah menjadi wajib hukumnya bagi yang mampu dan di sunahkan bagi yang tidak mampu. Mampu dalam hal ini secara finansial dan mampu secara fisik.
Adalah Wahidin, Lurah Kedaung merasa bersyukur karena sudah kembali beraktifitas setelah cuti panjang untuk menunaikan ibadah haji. Ia pergi ke Mekkah bersama istrinya, Sukna.
Ditemui Harian Sederhana di ruang kerjanya, pada Senin (23/9), Wahidin, tampak sumringah. Ia merasa bersyukur diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji setelah tujuh tahun lalu mendaftar bersama istrinya.
Tujuh tahun, bukannya waktu yang pendek, namun setelah menanti cukup lama, akhirnya tiba waktunya berangkat haji tepat di bulan zulhijah 1440 H lalu.
“Alhamdulillah sewaktu saya menjadi Sekretaris Kelurahan di Sawangan Baru saya punya rejeki lalu mendaftar bersama istri pada tahun 2012 lalu, dan musim haji 2019 bisa berangkat ke tanah suci Mekkah,” ujarnya.
Selama di Mekkah dirinya mengakui tidak terkendala, meskipun jamaah begitu padat di Mekkah dan semua ibadah dapat dilaksanakan dari melempar jumrah, melaksanakan tawaf, berjalan dari Shafa dan Marwah dan lain sebagainya dilaksanakan. “Saya sampai di Hijir Ismail, padahal jaamaah begitu padat,” tuturnya.
Ia berharap sepulang haji bisa melakukan perubahan, seperti melaksanakan salat tepat waktu, perbuatan yang bernilai ibadah, karena yang disebut haji mabrur merubah perilaku yang tadinya malas berjamaah, menjadi rajin, kemudian yang tadinya pelit menjadi dermawan.
“Di usia yang sekarang ini saya ingin lebih dekat lagi kepada Allah SWT, karena yang namanya kematian kapan pun bisa terjadi dan itu rahasia Allah,” ujar ASN yang akan pensiun pada tahun 2021.
Dirinya mengajak rekan-rekan yang belum berangkat ke Mekkah bisa melaksanakan rukun Islam kelima.“Kalo ada niat, pasti ketemu jalannya,” ucapnya.
Diakuinya, pergi ke tanah suci Mekkah membutuhkan biaya dan tenaga, namun jika sungguh-sungguh mengumpulkan uang Insya Allah bisa berangkat menunaikan rukun Islam kelima. (*)









