Darto pun merasa heran kenapa datanya sudah dinyatakan tidak aktif lagi, padahal selama ini belum pernah mendapatkan surat pemberitahuan dari pendampingnya jika kartu PKH nya dinyatakan tak aktif lagi.
” Saya juga heran kenapa pihak BNI tidak langsung menyatakan kalau saya tidak terdaftar lagi sebagai peserta PKH karena di data Base mereka tidak ada nama saya? Justru pihak BNI mengatakan ke saya minta surat pernyataan masih sebagai peserta dan Norek dan surat pernyataan bahwa saya belum menerima Kartu ATM PKH ke pendamping,” ungkapnya heran.
Menanggapi hal ini, saat dikonfirmasi Ketua PKH, Usep berdalih jika jawaban dari pihak BNI salah karena menurutnya data Sudarto sudah tidak terdaftar lagi sebagai peserta. Kartu ATM, Nomor Rekening, Pin dan buku tabungan peserta juga sudah tidak dipegang oleh pendamping.
“Semua itukan diserahkan ke peserta bukan ke pendamping, kok CSO BNI jawabnya begitu? kalau jawaban BNI bilangnya begitu buat peserta PKH yang kehilangan kartunya,” dalih Usep.
Sudarto makin bingung, justru sekarang ini dirinya mempertanyakan kenapa selama ini tidak menerima kartu ATM BNI, Nomor rekening, nomor Pin dan Buku Tabungannya dari pihak pengurus PKH.
“Saya sama sekali tidak menerima itu apalagi bantuan sembako atau uang tunai, ini yang menjadi pertanyaan saya. Kalau pun saya sudah tidak terdaftar lagi apa alasannya dan kenapa tidak ada yang memberitahukan ke saya,” kata Sudarto kesal.
Sementara salah satu pendamping PKH bernama Sri saat dimintai tanggapannya terkait kasus yang dialami peserta PKH bernama Sudarto/Marlina dirinya mengatakan datanya masih akan ditelusurinya.
” Saya akan coba bantu untuk mencarikan informasi lebih lanjut,” ucap Sri. (*)









