Harian Sederhana, Sentul – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan lima petuahnya terkait solusi dari penanggulangan bencana pada Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) BNPB 2020 di Sentul International Convention Center, Jawa Barat, Selasa (04/02).
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menilai masih banyak tantangan dalam menyikapi ancaman maupun bencana mulai dari sering tergagap dalam tahapan manajemen bencana, memperbaiki kerusakan infrastruktur, penanganan penyintas, hingga pemulihan.
Presiden menekankan bahwa sebagian besar ancaman-ancaman bencana di Indonesia terjadi secara berulang, seperti banjir dan longsor. Di samping memberikan solusi pembangunan infrastruktur terdampak bencana, Jokowi juga berujar diperlukan solusi yang permanen khususnya perbaikan ekosistem untuk menanggulangi bencana berulang tersebut.
Jokowi juga mengimbau agar wilayah-wilayah rawan longsor dan banjir agar menanam tanaman akar wangi atau vetiver. Tanaman ini dalam setahun bila ditanam maka akarnya dapat tumbuh dengan cepat.
“Jangan diurusi fisiknya saja. Akan lebih permanen apabila kita mau merehabilitasi lahan, menanam pohon-pohon yang berakar kuat, seperti akar wangi atau vetiver ini. Solusi pembangunan infrastruktur itu penting, tapi ekologi harus diperbaiki salah satunya dengan penanaman pohon akar panjang dan kokoh,” kata Jokowi.
Ia pun memberikan solusi dalam penanggulangan bencana. Poin pertama adalah seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah harus bersama-sama bersinergi untuk melakukan pencegahan, mitigasi, dan meningkatkan kesiapsiagaan.
“Kita juga perlu melakukan pengendalian tata ruang berbasis pengurangan risiko bencana. Sigap terhadap potensi ancaman bahaya sesuai karakteristik wilayah, baik geologi, vulkanologi, limbah, hidrometeorologi, biologi, pencemaran lingkungan,” ujarnya.
Kedua, lanjut dia, Jokowi memerintahkan seluruh kepala daerah baik gubernur, bupati atau wali kota agar segera menyusun rencana kontinjensi termasuk penyediaan sarana dan prasarana kesiapsiagaan yang betul-betul dilaksanakan semua pihak sehingga siap menangani bencana secara tuntas.
“Ketiga, penanggulangan bencana harus dilaksanakan dengan pendekatan kolaboratif, yang pentahelix yaitu kolaborasi antara unsur pemerintah, akademisi dan peneliti, dunia usaha, masyarakat, serta dukungan media massa untuk dapat menyampaikan pemberitaan kepada publik,” ucapnya.









