Menu

Mode Gelap
Selasa, 16 Desember 2025 | 09:14 WIB

Opini Bisnis

73 Tahun RI, Momentum Kebangkitan Indonesia

badge-check


					73 Tahun RI, Momentum Kebangkitan Indonesia Perbesar

Tiada kata yang tepat selain bersyukur dan bekerja pada bidang kita masing-masing. Singsingkan lengan, rawe-rawe rantas malang-malang tuntas. Ayo kita bangkit dari keterpurukan menuju Indonesia yang berkedaulatan.

Reformasi yang Penuh Dinamika

21 Mei 1998 menjadi saksi sejarah diawalinya transisi sistem politik Indonesia dari otoritarian menuju demokrasi. Transisi sistem politik ini juga menjadi harapan besar segenap rakyat Indonesia akan transisi-transisi lainnya. Mulai dari transisi ekonomi dari kapitalisme Orba menuju ekonomi kerakyatan yang mensejahterakan segala lapisan, hingga sampai kepada transisi kebebasan berpendapat dan keterbukaan informasi yang di masa Orba sangat termarginalkan dan penuh represi.

17 Agustus 1945. Seperti halnya kita yang tiap tahun selalu memperingati HUT RI. Selalu berulang-ulang kita upacara bendera. Kita bergembira menyambutnya dengan tumpeng dan aneka lomba. Gurat bahagia terpancar di wajah bangsa Indonesia karena telah cukup lama lepas dari belenggu penjajah. Banyak harapan baru di setiap HUT Proklamasi Kemerdekaan RI seperti halnya harapan para pengawal reformasi 1998.

Sejak merdeka hingga kini, silih berganti peristiwa hadir untuk bangsa seakan memberikan pesan bahwa bangsa Indonesia harus semakin kuat. Harus semakin tangguh dengan adanya pelbagai masalah bangsa.

Kondisi sosiologis bangsa yang di awal kemerdekaan hidup dengan penuh keprihatinan seakan menjadi sebuah pelecut agar bangsa ini bisa bergerak cepat untuk membenahi keadaan ini. Menurut data BPS, angka kemiskinan sebesar 9,82% per Maret 2018. Keadaan yang lebih baik daripada di awal kemerdekaan dan di era 1960-an yang sering bergejolak karena pemberontakan.

Meskipun demikian, angka kemiskinan menjadi satu digit, namun masalah belum usai. Nilai tukar rupiah terhadap dolar yang masih di atas 14 ribu rupiah per USD membuat fondasi ekonomi makro kita menjadi sedikit goyah. Sampai-sampai Presiden Jokowi melakukan rapat khusus terkait hal ini guna menstabilkan mata uang rupiah yang masih bergerak liar tak menentu.

Hadirnya partai-partai baru di era reformasi membawa angin segar kebebasan menyampaikan aspirasi politik di negeri ini meskipun ada nilai minusnya. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menyoroti kinerja partai politik yang masih mengecewakan. Salah satu hal yang mengecewakan adalah masih banyak kader partai politik yang terjerat kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut Syamsuddin, partai politik perlu melakukan reformasi untuk menjalankan tugas-tugas konstitusionalnya. Namun, sisi positifnya tentu banyak. Para pemilih mempunyai alternatif pilihan yang cukup lengkap dari beragam sisi.

Reformasi di Indonesia sudah berjalan 20 tahun, terhitung sejak tahun 1998. Usia yang sudah beranjak dewasa. Satu sisi, reformasi membuat belenggu menjadi terlepas. Di sisi lain banyak hal yang ditabrak di era ini dengan alasan kebebasan reformasi.

Momentum Indonesia Bangkit       

            Kini semangat kemerdekaan dan reformasi belumlah usai, masih banyak janji yang belum tertunai. Semangat kemedekaan dan reformasi yang bergulir sejak puluhan tahun lalu masih tersandung berbagai persoalan bangsa. Kemiskinan, kesenjangan, pengangguran, korupsi, kolusi, nepotisme, ketimpangan hukum, dan berbagai problema multidimensi lainnya seakan menjadi badai topan yang tak kunjung henti mendera. Kesemua itu mau tidak mau mengharuskan kita tetap hadir di tengah-tengah bangsa sebagai bentuk panggilan sejarah dan aktualisasi peran para pejuang. Memasuki era milenial ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kita dalam mengawal jalannya reformasi.

Tahun ini telah banyak menghadirkan banyak perubahan di negeri ini. Dari sisi politik, Pilkada serentak di Indonesia telah melahirkan banyak pemimpin daerah baru. Sisi sosial, konflik horizontal yang kerap bergesekan di daerah sudah tidak terdengar. Yang masih belum enak didengar adalah pertumbuhan ekonomi yang masih tersengal.

Ayo anak bangsa. Jadikan momentum 17 Agustus sebagai tonggak untuk menuju Indonesia bangkit. Bangkit dari keterpurukan dan kekalahan. Jalan kita masih panjang terbentang. Jangan menjadi bangsa yang merugi. Jadikan hari ini lebih baik dari kemarin. Dan hari esok harus kita rencanakan dan kita gerakkan untuk kemajuan kita bersama.

Jika kita lemah atau terpecah belah, ingat semangat para pejuang kemerdekaan kita. Bagaimana mereka menyiapkan jiwa raganya untuk Indonesia yang merdeka dan berdaulat. 73 Tahun RI adalah momentum untuk kebangkitan bangsa Indonesia. Diharapkan seluruh masyarakat Indonesia menyadari bahwa persatuan dan kesatuan serta jiwa nasionalisme dapat mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar.

Jika dulu Kebangkitan Nasional dimaknai sebagai modal untuk mencapai kemerdekaan maka saat ini maknanya bisa diartinya sebagai momentum untuk mengisi kemerdekaan agar bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan kokoh bersatu walaupun berbeda ras, suku dan agama. Rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas!

Mursalih, S.Pd, M.Si

(Pemerhati Bidang Sosial dan Pendidikan; tinggal di Cinere, Kota Depok)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Sal Dan Silpa: Perdebatan Imaginatif Sri Mulyani Dan Purbaya

25 September 2025 - 17:12 WIB

Pentingnya Sabar

4 Juni 2020 - 08:20 WIB

New Normal, Saatnya Jokowi Percepat Agenda Politik

2 Juni 2020 - 17:00 WIB

Pancasila dan Pandemi

2 Juni 2020 - 14:55 WIB

Idul Fitri yang Berbeda

2 Juni 2020 - 07:11 WIB

Trending di Opini Bisnis