Harian Sederhana – Seorang siswa MTS Al Hidayah Sawangan, AA (12) ditemukan tewas di pinggir Kali Ciputat Kampung Bulak Poncol di RT03/09 Kelurahan Cinangka, Kecamatan Sawangan, Sabtu (6/10).
AA yang tercatat sebagai siswa kelas 3 MTs Al Hidayah ditemukan tewas dengan penuh luka di leher dan tangan di bagian urat nadi.
Korban pertama kali ditemukan oleh Muhidin, yang saat itu tengah memberi makan ikan di empang miliknya. Korban yang tidak dikenalnya tergeletak di pinggir kali Ciputat dengan mengenakan celana pramuka.
Saat ditemukan, posisi korban sudah terlentang dengan kondisi leher berdarah. Pada leher korban terdapat luka tusuk kecil tembus kerongkongan.
Selain itu, terdapat luka parah sayatan yang memutus urat nadi korban di pergelangan tangan kanan. Korban meninggal cepat diduga akibat urat nadi yang dipotong sehingga kehabisan darah. Ada satu luka lagi di daerah punggung berupa sayatan kecil.
“Saya sedang ingin memberi makan ikan di empang. Saat akan mencari kayu, saya kaget pas lewat ada pelajar tergeletak di pinggir kali yang penuh luka dan mengeluarkan darah,” kata Muhidin.
Adanya temuan itu, dirinya langsung mengabarkan kepada rekannya Yahya dan warga lainnya. Selanjutnya, ke petugas keamanan Perumahan Perum Bapenas.
“Lalu kami lapor ke Bhabinkamtibmas dan ke Polsek Sawangan,” katanya.
Kapolsek Sawangan Kompol Suprasetyo mengatakan anggotanya masih mendalami kasus ini dengan memintai keterangan dari para saksi. Pihaknya masih mencari motif di balik tewasnya siswa yang jasadnya ditemukan di pinggir Kali Ciputat.
“Untuk motif kami masih didalami dan telepon korban yang sebelulmya dibawa korban hilang. Kami tetap berupaya semaksimal mungkin untuk dapat dengan segera mengungkap kasus pembunuhan ini,” katanya.
Tim gabungan dari Polresta Depok dengan Polsek masih menyelidiki kasus ini lebih dalam.
“Dari lokasi kejadian kita menemukan barang bukti sepasang sandal biru merk adidas yang digunakan korban,” katanya.
Korban di bawa ke rumah sakit Polri Kramat Jati, Jakarta untuk divisum. Usai divisum korban dimakamkan tidak jauh dari kediamannya.
Kasubag Humas Polresta Depok Ajun Komisaris Polisi Firdaus mengungkapkan dari hasil olah tempat kejadian perkara dan keterangan pihak keluarga, adapun barang korban yang hilang yakni ponsel.
“Dari keterangan sementara yang hilang adalah ponsel. Namun tentu saja ini akan terus kami kembangkan,” katanya.
Firdaus mengatakan selain masih mengumpulkan petunjuk dan keterangan para saksi, pihaknya juga masih menunggu hasil autopsi Rumah Sakit Polri untuk memastikan penyebab kematian korban.
“Insya Allah hari Senin hasil autopsi keluar. Nanti di situ akan jelas, korban tewas karena luka apa saja,” katanya.
Sementara, ayah korban Sumarno merasa sangat terpukul atas meninggal anaknya dengan cara yang tragis. Sumarno mengatakan sebelum kejadian sekitar pukul 09.30 WIB korban sempat pulang sekolah ke rumah.
“Korban udah ganti baju kaos hitam namun celana masih panjang Pramuka coklat, pamit mau main futsal bersama teman-temannya,” katanya.
Korban sempat meminta uang jajan Rp10 ribu untuk main. Namun, uang itu belum sempat dikasih oleh Marno lantaran dia sudah keburu pergi ngojek.
“Tadi korban awalnya mau pake motor untuk main karena tidak saya kasih mau dipakai kerja ojek. Setelah itu anak langsung keluar rumah alasannya mau main futsal sama temen-temennya,” katanya.
Namun berselang kurang lebih sekitar dua jam Marno dapat kabar jika anaknya tersebut sudah tewas.
“Tragis banget kematian anak saya dengan cara dianiaya. Tidak sanggup melihat keadaan anak saat di kali penuh darah dan urat nadi tangan kanan sudah putus,” tambahnya.
Sehari-hari anaknya tersebut dikenal sangat pendiam dan tidak pernah macam-macam. “Jangankan main yang tidak bener, badung (nakal) aja tidak pernah,” katanya.
Sumarno berharap Polsek Sawangan segera menangkap pelakunya. ”Kami harap pelakunya ditangkap dan mendapatkan hukuman setimpal atas segala perbuatan yang telah dilakukan terhadap anak saya,” katanya. (Aji/HS/SG)









