Menu

Mode Gelap
Senin, 15 Desember 2025 | 17:36 WIB

Depok

DPRD Jabar Wacanakan Kereta Gantung

badge-check


					Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Imam Budi Hartono Perbesar

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Imam Budi Hartono

Harian Sederhana, Depok – Berbagai upaya gencar dilakukan sejumlah pihak untuk mengatasi macet di kawasan Puncak, Bogor. Selain wacana jalur Puncak II, rupanya solusi lain untuk mensiasati kondisi itu adalah dengan menyiapkan kereta gantung.

Belakangan diketahui, wacana transportasi kereta gantung rupanya telah masuk dalam tahap pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat.

“Soal kereta gantung sudah kita godok dan ada di rencana tata ruang Jabar,” tutur Imam Budi Hartono selaku anggota DPRD Jawa Barat kepada wartawan, Kamis (10/10).

Dirinya menjelaskan, rencananya moda transportasi kereta gantung akan disiapkan di sepanjang jalur Puncak dengan tujuan ke sejumlah lokasi wisata.

“Jadi masyarakat yang ingin melanjutkan perjalanannya bisa memarkirkan mobilnya di kantung parkir yang disiapkan. Nah kereta gantung ini nantinya bisa diakses untuk menuju sejumlah destinasi wisata,” bebernya

Imam mengakui, wacana transportasi kereta gantung masih dalam tahap kajian, termasuk soal anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan rancangan tersebut.

“Tinggal siapa pihak ketiga yang mau berinvestasi. Sebab pemerintah dimanapun tidak bisa hanya mengandalkan APBD (anggaran pendapatan belanja daerah) harus ada pihak ketiga, baik itu CSR ataupun penenaman modal,” katanya.

Selain gagasan kereta gantung, Imam juga berharap wacana jalur Puncak II bisa segera direalisasikan. “Karena memang enggak ada alternatif lain kecuali itu (jalur Puncak II),” katanya.

Terkait hal itu, Imam menegaskan pihaknya telah mengakomodir di rencana tata ruang wilayah Jawa Barat yang baru. “Sudah kami bahas, termasuk di dalamnya ada pengembangan otonomi baru, Bogor timur. Intervensi sudah kami lakukan, mudah-mudahan bisa dipercepat,” kata pria yang akrab disapa IBH.

Ketika disingung soal berapa besaran anggaran terkait wacana proyek tersebut, Imam mengaku belum mengetahui secara detail.

“Soal anggaran belum ada putusan berapa besarannya. Tapi ini sangat penting, sebab Puncak enggak bisa dilakukan rekayasa lalin. Kalaupun ada pelebaran tetap akan terjadi kemacetan, kecuali ada alternatif tadi,” katanya.

Untuk diketahui, Bupati Bogor Ade Yasin terus mencari solusi untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak. Saat ini dirinya bersama sejumlah instansi terkait yaitu #SavePuncak. Salah satunya adalah mengganti sistem one way atau satu arah dengan kanalisasi 2-1.

Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan gagasan tersebut sebagai wujud dari penanganan lalu lintas di kawasan Puncak yang kerap dipadati hingga 19.000 kendaraan ketika akhir pekan.

“Saya bersama Kepala BPTJ, Kapolres Bogor, dan tokoh masyarakat setempat bertemu dan sepakat untuk melakukan program-program penyelesaian yang diberi nama Save Puncak,” tuturnya kepada wartawan pada Minggu, 6 Oktober 2019.

Bupati mengatakan, program ini terbagi menjadi tiga tahapan yakni penanganan jangka pendek, panjang, dan menengah. Penanganan jangka pendek adalah memberlakukan sistem kanalisasi 2-1 sebagai pengganti sistem buka-tutup atau one way yang sudah diterapkan selama 32 tahun.

“Sistem 2-1 adalah pemberlakuan dua lajur untuk arah Gadog menuju Taman Safari dan satu lajur menuju Gadog. Itu diberlakukan bergantian di kedua arah. Sehingga arus kendaraan naik dan turun terus berlaku sepanjang weekend (akhir pekan-red),” beber Ade Yasin.

Untuk penanganan jangka menengah sendiri, lanjut Bupati, akan ada jalur alternatif menuju kawasan Puncak dari pintu keluar Tol Sentul. Bupati yang masih belum genap setahun menjabat ini juga menegaskan program jangka panjang yaitu dengan pemberlakukan moda transportasi massal ke kawasan Puncak berupa kereta ringan atau light rail transit (LRT).

Pada kesempatan itu juga, Bupati pun membeberkan penyebab kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Puncak. Salah satu diantaranya adalah kapasitas jalan dengan volume kendaraan yang melintas tidak sebanding.

Ia pun mengatakan, jalur Puncak memiliki panjang sekitar 22,7 kilometer dan lebar rata-rata 7 meter. Yasin menerangkan dengan asumsi panjang kendaraan 5 meter, maka jalur Puncak maksimalnya diisi 8.800 unit kendaraan, dengan kondisi dua lapis lajur.

“Tapi pada kenyataannya di masa liburan, volume kendaraan mobil mencapai 15.000 sampai 19.000 unit di jalur Puncak,” tandas politisi PPP ini.

Seperti diketahui, Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) saat ini tengah dipersiapkan oleh pemangku kebijakan lintas sektoral untuk mengurai kemacetan di jalur puncak terutama di akhir pekan. Rencananya sistem ini akan mulai diuji coba para 27 Oktober 2019 mendatang. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

KPK Masih Usut Soal Penyaluran Dana CSR BI dan OJK

14 Desember 2025 - 14:12 WIB

Dindin Saprudin Resmi Jabat Anggota DPRD Kota Depok

28 November 2025 - 12:45 WIB

Wakil Ketua DPRD Kota Depok Tajudin Sosialisasi Fungsi Komisi C ke Warga Grogol

26 November 2025 - 11:03 WIB

BPJS Kesehatan Depok Gelar Ngopi JKN

19 November 2025 - 12:17 WIB

Hajatan 13 Beji 2025: Gen Z Depok Bersatu Lewat Kreativitas dan Budaya Lokal

10 November 2025 - 11:22 WIB

Trending di Depok