Harian Sederhana, Depok – Penularan kasus Hepatitis A di SMPN 20 Kota Depok harus ditelusuri secara mendalam bagaimana cara penularannya. Tujuannya agar sumber penularan dapat dihentikan. Hal tersebut diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu.
“(Cara) penularan penting untuk ditelusuri, yang paling penting bagaimana caranya sumber penularan itu bisa berhenti. Itu yang dilakukan upaya-upaya bersama dengan Dinkes Kota Depok,” tutur Wiendra seperti rilis yang diterima, Sabtu (23/11).
Menurut Wiendra, secara berjenjang, basis kesehatan berada di wilayah. Ia menambahkan, Dinkes Kota Depok sebenarnya sudah melakukan upaya seperti membuat posko kesehatan dan setiap hari melaporkan. Kendati demikian, ia menegaskan tak masalah menetapkan status Hepatitis A.
“Kalau kita melihat itu seharusnya sudah membuatkan penetapan KLB. Enggak ada ruginya kok, justru dapat fokus mengatasi persoalan. Di dalam penetapan KLB ini kalau dia (pemimpin daerah) sudah menetapkan (KLB) maka, leading sector ada di pemerintah daerah, tapi kami pun sudah berkoordinasi bersama-sama mengatasi masalah ini,” jelasnya.
Wiendra menambahkan, yang pertama dilakukan adalah mencari kasus. Seperti diketahui penularan Hepatitis A bermula dari seorang karyawan di SMPN 20 Depok.
“Selanjutnya upaya yang dilakukan Dinkes Kota Depok sudah sesuai dengan SOP, misalnya yang positif hepatitis A diobati sesuai dengan tata laksana, penjajakan makanan juga diperiksa. Orang yang pertama (terjangkit Hepatitis A) itu harus dicari untuk menentukan apa sebenarnya sumber penularan,” jelas dia.
Wiendra menegaskan, masalah Hepatitis A tidak bisa selesai dengan cepat karena masa penularannya 28-30 hari. Namun, untuk sementara Kemenkes dengan Dinkes Depok terus melakukan upaya-upaya untuk menurunkan angka kasus Hepatitis A.
“Upaya tersebut dilakukan di antaranya dengan mendirikan posko kesehatan, memeriksa kualitas makanan yang ada, dan sanitasi,” kata Wiendra.
Terpisah, Novarita selaku Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mengaku telah menerima hasil cek darah yang dilakukan pihaknya kepada 72 siswa SMPN 20 Depok pada Jumat (22/11).
Novarita menerangkan, hasil laboratorium yang didapat, dari 72 siswa yang diduga terserang virus Hepatitis A, 51 diantaranya positif. “Ya cuma 51 yang positif, sisanya negatif,” kata Novarita kepada Harian Sederhana, Minggu (24/11).
Novarita juga belum bisa memutuskan apa yang menimpa SMPN 20 masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) atau tidak. Hal itu mengingat Dinkes harus menyiapkan anggaran untuk mengajukan hal tersebut. “Kalau KLB kan harus dipersiapkan anggarannya, Wali Kota juga harus mengetahui,” ujarnya.
Dia memberikan pandangan terhadap sekolah yang berlokasi di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru soal kebersihan. Nova jelaskan, SMPN 20 harus lebih meningkatkan kebersihan lingkungan.
Novarita mengimbau kepada pihak SMPN 20 agar lebih memperhatikan kebersihan sekolah, terutama perilaku hidup bersih dan sehat. “Ajarkan anak-anak agar mencuci tangan setelah keluar kamar mandi dan sebelum makan,” tutur Nova.
Terkait hasil laboratorium yang dilakukan kepada jajanan sekolah, Nova mengatakan belum menerima. “Baru hasil lab anak, belum ke sample makanan,” tandas Novarita. (*)









