Harian Sederhana, Depok – Sejumlah masjid, musala dan pondok pesantren di Kota Bekasi dan Kota Depok menggelar Salat Gerhana Matahari atau Salat Kusuf, Kamis (26/12). Anjuran itu sesuai surat Kementerian Agama Republik Indonesia agar dilaksanakan salat dua rakaat tersebut secara serentak saat terjadinya gerhana.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris menegaskan kepada seluruh masyarakat terutama di wilayahnya agar tidak perlu takut dengan kemunculan Gerhana Matahari Cincin. Sebab, gerhana matahari adalah fenomena alam yang biasa terjadi, kemunculannya bukan berarti menandakan keburukan atau prediksi apapun.
“Tidak perlu takut, dan tidak ada prediksi-prediksi yang menakutkan mengenai kemunculan ini,” tutur Idris kepada wartawan selepas menunaikan Salat Kusuf di Masjid Baitul Kamal, Balai Kota Depok.
Untuk mengisi kegiatan selama terjadinya gerhana matahari, pihaknya melakukan Salat Kusuf sehabis ibadah Salat Zuhur. Hal itu sesuai dengan arahan Kementerian Agama.
“Ini memang imbauan langsung dari Kementerian Agama, melalui surat edaran bahwa terjadi gerhana matahari cincin mulai pukul 12.15 WIB hingga 12.30 WIB kebetulan sehabis Zuhur, ga kemana-mana juga jadi kita gelar salat gerhana bersama ASN,” jelasnya.
Kejadian gerhana matahari, menurut Idris hendaknya menjadi pemahaman dan mengingatkan kita sebagai manusia bahwa ada kekuatan Tuhan. Selain itu sesuai ajaran agama Islam, dianjurkan untuk menunaikan ibadah Salat Gerhana.
“Fenomena alam ini mengingatkan kita akan kebesaran Allah SWT. Sehingga, tidak ada yang perlu di risaukan,” kata orang nomor satu di Kota Depok ini.
Terpisah, Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan peristiwa gerhana matahari yang terjadi sesungguhnya tak lebih sebagai tanda atau ayat. Ia mengajak masyarakat bersyukur mendapat kesempatan melewati momen indah tersebut.
“Dan kita bersyukur pada saat ini memiliki pengetahuan lebih baik dalam gerhana matahari. Dalam fenomena gerhana matahari ini terjadi akibat kesejajaran matahari, bulan dan bumi dari perspektif tiga dimensi dengan bulan berada di tengah tengah keduanya,” tuturnya usai mengikuti Salat Kusuf di Masjid Agung Al-Barkah, Kota Bekasi.
Melalui Salat Kusuf atau Salat Gerhana Matahari, sambungnya, pikiran akan tertuju pada gerhana matahari yang merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Tri mengajak kepada jemaah yang hadir dan patut bersyukur serta berpikir terhadap tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.
“Saya atas nama Pemerintah Kota Bekasi mengucapkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya atas kegiatan Salat Kusuf ini. Semoga ibadah yang dapat kita laksanakan senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda,” tandas pria yang akrab disapa Mas Tri tersebut.
Seperti diketahui, fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) diprediksi terjadi pada Kamis, 26 Desember 2019 yang akan tampak di sejumlah wilayah Indonesia. Tercatat ada 25 kota/kabupaten di tujuh provinsi yang disambangi gerhana ini.
Gerhana Matahari Cincin adalah peristiwa alam yang terjadi saat bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi. Hal ini menyebabkan muncul bentuk cincin api di sekeliling bayangan bulan.
Sementara Gerhana Matahari Sebagian bakal terlihat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Gerhana ini dapat diamati mulai pukul 10.43 WIB. Durasi gerhana terlama berada di Bengkalis selama 3 jam 51 menit 24,7 detik. (*)









